Bukan hanya ketika mengejar dunia, melepas penderitaan
dan kesukaran pun butuh kesabaran.
Kisah
Pencuri Daging
Ada cerita yang cukup popular di kalangan santri.
Yaitu cerita tentang pemuda yang ingin mencuri daging yang tidak dari mencuri.
Alkisah, ada seorang pemuda pengelana yang sangat
miskin dan sangat lapar. Ia memutuskan sudah saatnya untuk menggunakan
kedaruratan yang menghalalkannya mencuri. Sesaat kemudian, pemuda ini keluar
dari masjid tempat ia beristirahat selam ini dan mulai melihat-lihat situasi,
akhirnya, ia memasuki sebuah rumah yang kebetulan tidak dikunci pintunya. Mata
pemuda yang sedang dirintih lapar ini langsung tertumbuk pada daging yang ada
di meja makan rumah itu. Tangannya segera mengambil daging.
Pada saat yang bersamaan, tiba-tiba hatinya mengetuk,
“Jangan! Engkau sudah susah payan menjaga kesucian tubuhmu dari barang yang
haram. Masa segini saja sudah menyerah!”
Ia diliputi keraguan antara jadi atau tidak mencuri.
Jika ia memikirkan perutnya, tangannya seakan hendak maju terus, namun jika
mengingat Zat Yang Maha Melihat Segalanya, hatinya seakan menahan tangannya
untuk maju.
Rupaya, Allah masih sayangkepadanya. Dia hembuskan ke
sadaran yang sempurna. Apalah artinya sekerat daging jika menodai hubungannya
dengan Sang Kekasih,Allah azza wajalla. Pemuda itu segera beristigfar. Ia ikuti kata
hatinya seraya meninggalkan rumah itu untuk kembali ke masjid. Ia leupakan
rintihan perutnya. Ia memilih tidur-tiduran terlebih dahulu sebelum berjalan
lagi.
Kemudian, ketika ia sendang tiduran di masjid, ia
ditawari Imam Masjid untuk menikahi seorang janda yang baru saja tiba di kota
itu. Ia segera mengiyakan karena ia sedang butuh tempat tinggal. Lagi pula,
kata sang Imam, wanita ini cukup kaya jika sekedar makan.
Singkat cerita, pemuda inipun menika. Kemudian mereka
berdua pulang kerumah wanita ini. Ketika melihat rumah wanita yang kini sudah
menjadi istrinya, ia kaget dan menangis. Ia malu, tetapi juga bersyukur karena
ternyata wanita ini pemilik daging yang urung ia makan. Tentu saja, ia juga
adalah si empunya rumahnya.
Allahu Akbar,
Allah Mahabesar. Ia urungkan niat
mencuri daging, malah mendapatkan daging itu secara ahal berikut pemilikinya
plus rumahnya. Allau Akbar, Allah
Mahabesar.
Sabar dalam
menghalau kesulitan
Mencari
kekayaan, carilah dengan jalan kesabaran agar tidak terantuk. Mencari jalan
keluar dari setiapa kesulitan, carilah juga dengan penuh kesabaran. Apa pun
cerita perjalanan hidup, jalanilah dengan sabar, sebab, Allah pemilik kehidupan
suka dengan orang yang sabar.
Apa hikmah yang terkadung dari kisah pencuri daging
ini? Di antaranya, pengajaran akan kesabaran dalam menghadapi kesulitan. Ya,
ternyata kita harus bersabar bukan saja dalam hal mencari nafkah atau kekayaan,
kita harus sabar. Dalam mencarai penyelesaian masalahpun sangat diperlukan
kesabaran. Kesulitan acap kali membutakan mata hati seseorang. Karena itulah,
seseorang lantas mencuri. Walaupun banyak kasus yang berawal bukan dari
kesulitan yang dianggap sulit pada Kesulitan acap kali membutakan mata hati
seseorang. Karena itulah, seseorang lantas mencuri. Walaupun banyak kasus yang
berawal bukan dari kesulitan yang dianggap sulit pada umumnya, melainkan
terjadi karena nafsu. Kesulitan terkadang membuat orang lantas putus asa. Oleh
karena itulah, sesorang sering mencari jalan pintas. Dengan penyandaran diri
yang utuh kepada Allah dan selalu yakin ai karena nafsu. Kesulitan terkadang
membuat orang lantas putus asa. Oleh karena itulah, sesorang sering mencari
jalan pintas. Dengan penyandaran diri yang utuh kepada Allah dan selalu yakin
akan kepositifan-Nya, biasanya akan mempu meneyelamatkan kita dari tindadakan
sembrono.
Dalam contoh tadi, sipemuda sudah berjuang menahan
laparnya. Mungkin, pekerjaan belum kunjung ia dapatkan karena memang susah untuk
mendapatkannya. Bisa juga karena ia baru saja menjajakkan kakinya dikota
sehingga belum banyak langkah yang bisa ia ambil, sementara persediaan hidup
sudah tidak ada. Ketika ia sampai pada keputusan hendak mencuri, ia menahan
semua itu dengan penuh kesabaran. Ia memilih mengurungkan niatnya. Allah
melihat itu sebagai sebuah tingkat kesabaran yang luarbiasa. Karena itu, Allah
menghargai pemuda itu dengan sesuatu yang membuatnya tertunduk malu di hadapan
Allah, Sang Pengasih, yaitu perasaan malu bermaksiat di hadapan Allah.
Jika mengingat kisah pencuri daging ini, saya teringat
kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha. Nabi Yusuf menolak untuk diajak berzina oleh
Zulaikha. Seiring dengan kesabaran Nabi Yusuf menahan syahwatnya dan
keberaniannya menolak ajakan “Manisnya berzina” yang kala itu sudah di depan
hidungnya, Allah kemudian menghadiahinya kerajaan. Bahkan, sekaligus
menghadiahi Zulaikha sebagai istrinya yang sah.
Tidak akan ada cerita andaikan Yusuf muda menurut
ajakan Zulaikha yang sudah terkena bukuakan setan. Tentu saja, apa pun terjadi
dengan izin dan sepengetahuan-Nya. Lihat kelanjutan lengkap kisah Nabi Yusuf
dan Zulaikha ini di dalam Al-Qur’an surah Yusuf.
“Memanjakan nafsu itu akan membuat seorang raja
menjadi budak. Sedangkan, kesabaran akan mempu menjadikan seorang budak menjadi
raja. Lihatlah, kisah Nabi Yusuf dan Putri Zulaikha.” (Nasihat Abu Bkar
Shiddiq)
Memelihara
Diri
Sehubungan dengan kisah pemuda pencuri daging dan juga
kisah Nabiyallah Yusuf di atas, ada sabda Rasulullah saw. Yang kurang lebih
sebagai berikut.
“Barangsiapa
meninggalkan apa-apa yang diharamkan Allah, maka Allah akan berikan kebaikan
sebagai pengganti apa-apa yang haram, yang ditinggalkannya.”
Perilaku pemuda tersebut dalam menahan nafsunya adalah
wujud ketakwaanya karena ketakwaan juga mempunyai arti pemeliharaan diri.
Berhubung pemuda tadi sudah menahan dirinya untuk itdak mencuri maka Allah
hadiahkan baginya jalan untuk mengatasi rasa laparnya. Bahkan, sebagaimana
dikisahkan, Allah itu Maha Mencukupkan dan Mahaluas Karunia-Nya. Pemuda tadi
bukan saja dijawab rasa laparnya, tetapi juga dihaiahi istri cantik dan rumah
untuk tempat bernaung.
Setelah ini, untuk memperkuat hati, mari kita lihat
ayat Allah berikut ini:
“Siapa saja
yang memelihara dirinya, akan Allah jadikan baginya jalan keluar bagi setiap
kesulitannya, bahkan akan dikaruniai rizeki dari hal yang tiada ia sangka. Dan
bagi siapa saja yang menyerahkan urusannya kepada Allah, maka id atangan-Nyalah
sega perhitungan. Sesuanggunya, kekuasaan Allah meliputi segala urusan. Sungguh
telah Allah jadikan segala suatu itu ada ukurannya.” (QS Atth Thalaq [65] 2-3)
Kita memang manusia yang sering kehilangan sifat
sabar. Bukan saja tehadap keinginan menggapai sesuatu, tetapi ketika ingin
terbebas darisesuatu yang menghimpit. Dalam segala hal kita selalu
terbutu-buru. Ketika berdoa, kita selalu ingin segera dikabulkan sehingga
ketika tidak dikabulkan, kita menjadi putus asa. Dalam bekerjapun kita inginnya
buru-buru. Akhirnya, pekerjaannya tiak bagus dan tidak rapi. Ketika akan pergi,
kitapun terburu-buru sehingga ada saja sesuatu yang tertingggal. Dalam berkasih
sayang dengan lawan jenispun terburu-buru sehingga lepas control. Apapun,
rasanya selalu terburu-buru. Coba lakukan segala sesuatu dengan sabar dan
bertahap, insya Allah segalanya akan mengalir lancer.
Sekali lagi, melihat kesulitan perlu kesabaran.
Melepas penderitaan perlu kesabaran. Inilah hikmah yang tergali sehingga dalam
pencarian jalan keluar, dalam pencarian solusi permasalahan, kita tidak
terjebak dalam penggalian masalah yang lebih dalam lagi, insya Allah.
Kesabaran bukan berart kita berdiam diri dan tidak
melakukan usaha apapun. Kesabaran bukan beriti kita menjadi manusia yang lemah
akal dan jiwa. Tidak aka nada keajabiban dengan berdiam diri.
Seekor
burung, akan terisi perutnya
Hanya jika ia
terbang dan mengepakkan sayapnya
Kurang lebih begitu juga seharusnya kita sebagai
manusia. Jika kebutuhan inign terpenuhi,seharunya kita melangkah kaki dan
menggunakan tangan untuk bekrja dan berusaha.
Ada manusia yang merasa sudah tidak bisa melakukan
sesuatu lagi, saking merasa susahnya. Baik karena perasaan berdosanya ataupun
karena memang merasa tidak ada yang bisa dia lakukan. Yang demikian itu seperti
sudah berputus asa dari rahmat-Nya. Allah melarang kita berputus asa dan berperilaku
seperti orang yang putus asa. Selalu ada jalan keluar bagi setiap orang yang
menginginkannya.
Bagi sebagian kita yang benar-benar merasa “sudah
mentok”, ke sini tidak berhasil, ke sana tidak berhasil, kemudian ketika
mengoreksi diri tidak menemukan sesuatu yang salah dalam kehidupannya, ya suah,
sabar terus. Mau bagaimana lagi ? ada lagi sebagian yang lain, dimotivasi
sudah, diberik semangat sudah, tetapi tidak kunjung bergerak. Mungkin, terhadap
yang terakhir ini sebaikanya perbaiki saja ibaha mahahnya, ibadah wajib,
seperti sahalat. Siapa tahu. Dia tetap berkenan membeirkan petunjuk-Nya. Ya,
siap tahu.
Temukan
Senyuman Allah
Temukan senyum Allah ketika kita bisa memberi dan
temukan keindahan rasa, saat bisa membantu sesama.
Pembaca, dalam kehidupan nyata, banyak kita temukan
orang-orang yang bisa mengerem keinginan-keinginan untuk memiliki sesuatu
karena tahu diri tidak punya uang atau tidak berani berutang. Namun jika
kesulitannya sudah menyentuh “seputar uang”, orang terdekat berani berbuat nekat.
Untuk itu, sedikit ajakan untuk Anda yang sekarang
sedang berleih, sering-seringlah menengok tetangga kanan kiti. Adakah diantara
mereka yang sudah tiak “menyala” lagi kompornya? Adakah diantara tetangga kita
yang sudah tidak mencium hangatnya nasi? Adakah bayi yang kehausan? Adakah
orang kepayahan karena sakit dan tidak mendapatkan obat? Dan seterusnya.
Ajaklah mereka menikmati apa yang Tuhan berikan kepaa kita. Belaian anda kepada
mereka yang kesusuahan akan
menyelamatkan mereka dari perbuatan dosa. Percayalah, apa yang kita keluarkan
untuk mereka ini akan diganti oleh Allah dengan sesuatu yang lebih baik.
Menerima itu enak. Namun, memberi akan jauh lebih
membahagiakan. Temukan rasa itu. Temukan keindahan rasa saat bisa membantu
sesama. Temukan “senyuman” Allah ketika kita memberi mereka yang membutuhkan.
Cari mereka yang sedang merintih, meminta doa dari mereka. Sekerat roti dan
seteguk minuman sudah bisa membuat merkea tersenyum sepanjang hari.
Temukan juga
senyuman Allah ketika kita mampu menahan nafsu untuk berbuat buruk dan mampu
menahan dari bermaksiat kepadan-Nya.
Allah
Mahakuasa
“Kami akan
memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan kami pada segenap penjuru
dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa sesungguhnya Allah
adalah Al-Haq. Tidakkah cukup bahwa Tuhanmu sesungguhnya melihat segala
sesuatu.”
Luqman tidak membawa pengertian ayat itu sebagai
sebuah teguran bagi para pendosa untuk tidak melakukan doasa. Tidak. Kali ini ia merenung bahwa Allah teramat
kuasa untuk menunjukkan kepada manusia bahwasanya Dia Mahakuasa. Dengannya
Luqman yakin, dandai Allah berkanan, dia akan menunjukkan kuasa-Nya juga kepada
manusaia.
Kepada para pengutang, yang Allah tahu itu terjadi
karena nafsunya, karena kebodohannya. Karena manajemen dirinya yang tidak
benar, lalu orang tersebut mendekati Allah, bukanlah tidak mungkin Allah
menunjukkan kuasa-Nya, membantu orang tersebut supaya bisa membayar utang.
Ketika utang itu terbayar dihembuskanlah sebuah kesadaran bahwa Allah memang
Mahabesar. Ketidakmungkinannya membayar utang menjadi mungkin.
Kepada mereka yang sakit, undang Allah untuk
menunjukkan kuasa-Nya siapa tahu Allah berkanan menunukkkan kuasa-Nya dengan
membuat mereka sembuh. Adakah yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak?
Allah akan membuka peluang bahwa dia akan memperlihatkan tnda-tanda
kekuasaan-Nya kepaa kita. Namun, harus diingiat, setelah sembuh terus
mendekatlah kepada Allah, jangan menjauh lagi.
Kepada mereka yang hendak bercerai atau rumah
tangganya kurang harmonis. Allah bisa saja menunjukkan kuasa-Nya dengan
mengubah kondisi rumah tangga tersebut menjadi sakina mawaddah dan rahmah. Hal itu gampang bagi Allah asala dia
berkehendak. Undand Allah untuk selalu hair dalam rumah tangga kita dan
menunjukkan kuasan-Nya dengan menjadikan kehidupan kita pantas Dia hadiri.
Kepada merka yang belum kunjung memiliki anak, dekati
Allah. Siapa tahu. Allah menjunjukkan kebesaran-Nya, kuasa-Nya, dan
kehendak-Nya dengan menghadirkan anak di tengah kesepian kita sebagai orang tua
yang belum memiliki keturunan. Boleh jadi kita mandul atau pansangan kita yang
mandul, tetapi jika Allah sudah berkehendak menunjukkan kuasa-Nya siapa yang
bisa protes?
Kepada mereka yang gagal bisnis, lalu mengoreksi
sebab-sebab kejatuhannya dan dia mendekati Allah, bisa saja Allah menunjjukkan
kuasanya dengan menghadirkan bisnis-bisnis baru yang lebih besar. Lebih safe
dan leebih sukses dari yang sebelumnya. Allah mahakuasa.
Kepada mereka yang perasaannya tertekan dan menderita
karena satu dua kesusahan yang dialaminya, upayakan Allah berkehendak
menunjukkan kebesaran-Nya, dan kehadiran-Nya ditengah perasaan kita yang sedang
kacau balau. Bisa saja Allah menunjukkan bahwa diri-Nya perlu didekati dengan
memberikan mereka ketenangan. Sesungguhnya ketenangan itu mahal harganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar