Rabu, 27 April 2016

Semua Hal Butuh Kesabaran

Bukan hanya ketika mengejar dunia, melepas penderitaan dan kesukaran pun butuh kesabaran.

Kisah Pencuri Daging
Ada cerita yang cukup popular di kalangan santri. Yaitu cerita tentang pemuda yang ingin mencuri daging yang tidak dari mencuri.
Alkisah, ada seorang pemuda pengelana yang sangat miskin dan sangat lapar. Ia memutuskan sudah saatnya untuk menggunakan kedaruratan yang menghalalkannya mencuri. Sesaat kemudian, pemuda ini keluar dari masjid tempat ia beristirahat selam ini dan mulai melihat-lihat situasi, akhirnya, ia memasuki sebuah rumah yang kebetulan tidak dikunci pintunya. Mata pemuda yang sedang dirintih lapar ini langsung tertumbuk pada daging yang ada di meja makan rumah itu. Tangannya segera mengambil daging.
Pada saat yang bersamaan, tiba-tiba hatinya mengetuk, “Jangan! Engkau sudah susah payan menjaga kesucian tubuhmu dari barang yang haram. Masa segini saja sudah menyerah!”
Ia diliputi keraguan antara jadi atau tidak mencuri. Jika ia memikirkan perutnya, tangannya seakan hendak maju terus, namun jika mengingat Zat Yang Maha Melihat Segalanya, hatinya seakan menahan tangannya untuk maju.
Rupaya, Allah masih sayangkepadanya. Dia hembuskan ke sadaran yang sempurna. Apalah artinya sekerat daging jika menodai hubungannya dengan Sang Kekasih,Allah azza wajalla.  Pemuda itu segera beristigfar. Ia ikuti kata hatinya seraya meninggalkan rumah itu untuk kembali ke masjid. Ia leupakan rintihan perutnya. Ia memilih tidur-tiduran terlebih dahulu sebelum berjalan lagi.
Kemudian, ketika ia sendang tiduran di masjid, ia ditawari Imam Masjid untuk menikahi seorang janda yang baru saja tiba di kota itu. Ia segera mengiyakan karena ia sedang butuh tempat tinggal. Lagi pula, kata sang Imam, wanita ini cukup kaya jika sekedar makan.
Singkat cerita, pemuda inipun menika. Kemudian mereka berdua pulang kerumah wanita ini. Ketika melihat rumah wanita yang kini sudah menjadi istrinya, ia kaget dan menangis. Ia malu, tetapi juga bersyukur karena ternyata wanita ini pemilik daging yang urung ia makan. Tentu saja, ia juga adalah si empunya rumahnya.
Allahu Akbar, Allah Mahabesar. Ia urungkan niat mencuri daging, malah mendapatkan daging itu secara ahal berikut pemilikinya plus rumahnya. Allau Akbar, Allah Mahabesar.

Sabar dalam menghalau kesulitan
Mencari kekayaan, carilah dengan jalan kesabaran agar tidak terantuk. Mencari jalan keluar dari setiapa kesulitan, carilah juga dengan penuh kesabaran. Apa pun cerita perjalanan hidup, jalanilah dengan sabar, sebab, Allah pemilik kehidupan suka dengan orang yang sabar.
Apa hikmah yang terkadung dari kisah pencuri daging ini? Di antaranya, pengajaran akan kesabaran dalam menghadapi kesulitan. Ya, ternyata kita harus bersabar bukan saja dalam hal mencari nafkah atau kekayaan, kita harus sabar. Dalam mencarai penyelesaian masalahpun sangat diperlukan kesabaran. Kesulitan acap kali membutakan mata hati seseorang. Karena itulah, seseorang lantas mencuri. Walaupun banyak kasus yang berawal bukan dari kesulitan yang dianggap sulit pada Kesulitan acap kali membutakan mata hati seseorang. Karena itulah, seseorang lantas mencuri. Walaupun banyak kasus yang berawal bukan dari kesulitan yang dianggap sulit pada umumnya, melainkan terjadi karena nafsu. Kesulitan terkadang membuat orang lantas putus asa. Oleh karena itulah, sesorang sering mencari jalan pintas. Dengan penyandaran diri yang utuh kepada Allah dan selalu yakin ai karena nafsu. Kesulitan terkadang membuat orang lantas putus asa. Oleh karena itulah, sesorang sering mencari jalan pintas. Dengan penyandaran diri yang utuh kepada Allah dan selalu yakin akan kepositifan-Nya, biasanya akan mempu meneyelamatkan kita dari tindadakan sembrono.
Dalam contoh tadi, sipemuda sudah berjuang menahan laparnya. Mungkin, pekerjaan belum kunjung ia dapatkan karena memang susah untuk mendapatkannya. Bisa juga karena ia baru saja menjajakkan kakinya dikota sehingga belum banyak langkah yang bisa ia ambil, sementara persediaan hidup sudah tidak ada. Ketika ia sampai pada keputusan hendak mencuri, ia menahan semua itu dengan penuh kesabaran. Ia memilih mengurungkan niatnya. Allah melihat itu sebagai sebuah tingkat kesabaran yang luarbiasa. Karena itu, Allah menghargai pemuda itu dengan sesuatu yang membuatnya tertunduk malu di hadapan Allah, Sang Pengasih, yaitu perasaan malu bermaksiat di hadapan Allah.
Jika mengingat kisah pencuri daging ini, saya teringat kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha. Nabi Yusuf menolak untuk diajak berzina oleh Zulaikha. Seiring dengan kesabaran Nabi Yusuf menahan syahwatnya dan keberaniannya menolak ajakan “Manisnya berzina” yang kala itu sudah di depan hidungnya, Allah kemudian menghadiahinya kerajaan. Bahkan, sekaligus menghadiahi Zulaikha sebagai istrinya yang sah.
Tidak akan ada cerita andaikan Yusuf muda menurut ajakan Zulaikha yang sudah terkena bukuakan setan. Tentu saja, apa pun terjadi dengan izin dan sepengetahuan-Nya. Lihat kelanjutan lengkap kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha ini di dalam Al-Qur’an surah Yusuf.
“Memanjakan nafsu itu akan membuat seorang raja menjadi budak. Sedangkan, kesabaran akan mempu menjadikan seorang budak menjadi raja. Lihatlah, kisah Nabi Yusuf dan Putri Zulaikha.” (Nasihat Abu Bkar Shiddiq)


Memelihara Diri
Sehubungan dengan kisah pemuda pencuri daging dan juga kisah Nabiyallah Yusuf di atas, ada sabda Rasulullah saw. Yang kurang lebih sebagai berikut.
Barangsiapa meninggalkan apa-apa yang diharamkan Allah, maka Allah akan berikan kebaikan sebagai pengganti apa-apa yang haram, yang ditinggalkannya.”
Perilaku pemuda tersebut dalam menahan nafsunya adalah wujud ketakwaanya karena ketakwaan juga mempunyai arti pemeliharaan diri. Berhubung pemuda tadi sudah menahan dirinya untuk itdak mencuri maka Allah hadiahkan baginya jalan untuk mengatasi rasa laparnya. Bahkan, sebagaimana dikisahkan, Allah itu Maha Mencukupkan dan Mahaluas Karunia-Nya. Pemuda tadi bukan saja dijawab rasa laparnya, tetapi juga dihaiahi istri cantik dan rumah untuk tempat bernaung.
Setelah ini, untuk memperkuat hati, mari kita lihat ayat Allah berikut ini:
“Siapa saja yang memelihara dirinya, akan Allah jadikan baginya jalan keluar bagi setiap kesulitannya, bahkan akan dikaruniai rizeki dari hal yang tiada ia sangka. Dan bagi siapa saja yang menyerahkan urusannya kepada Allah, maka id atangan-Nyalah sega perhitungan. Sesuanggunya, kekuasaan Allah meliputi segala urusan. Sungguh telah Allah jadikan segala suatu itu ada ukurannya.” (QS Atth Thalaq [65] 2-3)
Kita memang manusia yang sering kehilangan sifat sabar. Bukan saja tehadap keinginan menggapai sesuatu, tetapi ketika ingin terbebas darisesuatu yang menghimpit. Dalam segala hal kita selalu terbutu-buru. Ketika berdoa, kita selalu ingin segera dikabulkan sehingga ketika tidak dikabulkan, kita menjadi putus asa. Dalam bekerjapun kita inginnya buru-buru. Akhirnya, pekerjaannya tiak bagus dan tidak rapi. Ketika akan pergi, kitapun terburu-buru sehingga ada saja sesuatu yang tertingggal. Dalam berkasih sayang dengan lawan jenispun terburu-buru sehingga lepas control. Apapun, rasanya selalu terburu-buru. Coba lakukan segala sesuatu dengan sabar dan bertahap, insya Allah segalanya akan mengalir lancer.
Sekali lagi, melihat kesulitan perlu kesabaran. Melepas penderitaan perlu kesabaran. Inilah hikmah yang tergali sehingga dalam pencarian jalan keluar, dalam pencarian solusi permasalahan, kita tidak terjebak dalam penggalian masalah yang lebih dalam lagi, insya Allah.
Kesabaran bukan berart kita berdiam diri dan tidak melakukan usaha apapun. Kesabaran bukan beriti kita menjadi manusia yang lemah akal dan jiwa. Tidak aka nada keajabiban dengan berdiam diri.
Seekor burung, akan terisi perutnya
Hanya jika ia terbang dan mengepakkan sayapnya
Kurang lebih begitu juga seharusnya kita sebagai manusia. Jika kebutuhan inign terpenuhi,seharunya kita melangkah kaki dan menggunakan tangan untuk bekrja dan berusaha.
Ada manusia yang merasa sudah tidak bisa melakukan sesuatu lagi, saking merasa susahnya. Baik karena perasaan berdosanya ataupun karena memang merasa tidak ada yang bisa dia lakukan. Yang demikian itu seperti sudah berputus asa dari rahmat-Nya. Allah melarang kita berputus asa dan berperilaku seperti orang yang putus asa. Selalu ada jalan keluar bagi setiap orang yang menginginkannya.
Bagi sebagian kita yang benar-benar merasa “sudah mentok”, ke sini tidak berhasil, ke sana tidak berhasil, kemudian ketika mengoreksi diri tidak menemukan sesuatu yang salah dalam kehidupannya, ya suah, sabar terus. Mau bagaimana lagi ? ada lagi sebagian yang lain, dimotivasi sudah, diberik semangat sudah, tetapi tidak kunjung bergerak. Mungkin, terhadap yang terakhir ini sebaikanya perbaiki saja ibaha mahahnya, ibadah wajib, seperti sahalat. Siapa tahu. Dia tetap berkenan membeirkan petunjuk-Nya. Ya, siap tahu.
Temukan Senyuman Allah
Temukan senyum Allah ketika kita bisa memberi dan temukan keindahan rasa, saat bisa membantu sesama.
Pembaca, dalam kehidupan nyata, banyak kita temukan orang-orang yang bisa mengerem  keinginan-keinginan untuk memiliki sesuatu karena tahu diri tidak punya uang atau tidak berani berutang. Namun jika kesulitannya sudah menyentuh “seputar uang”, orang terdekat berani berbuat nekat.
Untuk itu, sedikit ajakan untuk Anda yang sekarang sedang berleih, sering-seringlah menengok tetangga kanan kiti. Adakah diantara mereka yang sudah tiak “menyala” lagi kompornya? Adakah diantara tetangga kita yang sudah tidak mencium hangatnya nasi? Adakah bayi yang kehausan? Adakah orang kepayahan karena sakit dan tidak mendapatkan obat? Dan seterusnya. Ajaklah mereka menikmati apa yang Tuhan berikan kepaa kita. Belaian anda kepada mereka yang kesusuahan  akan menyelamatkan mereka dari perbuatan dosa. Percayalah, apa yang kita keluarkan untuk mereka ini akan diganti oleh Allah dengan sesuatu yang lebih baik.
Menerima itu enak. Namun, memberi akan jauh lebih membahagiakan. Temukan rasa itu. Temukan keindahan rasa saat bisa membantu sesama. Temukan “senyuman” Allah ketika kita memberi mereka yang membutuhkan. Cari mereka yang sedang merintih, meminta doa dari mereka. Sekerat roti dan seteguk minuman sudah bisa membuat merkea tersenyum sepanjang hari.
Temukan juga senyuman Allah ketika kita mampu menahan nafsu untuk berbuat buruk dan mampu menahan dari bermaksiat kepadan-Nya.
Allah Mahakuasa
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan kami pada segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa sesungguhnya Allah adalah Al-Haq. Tidakkah cukup bahwa Tuhanmu sesungguhnya melihat segala sesuatu.”
Luqman tidak membawa pengertian ayat itu sebagai sebuah teguran bagi para pendosa untuk tidak melakukan doasa. Tidak.  Kali ini ia merenung bahwa Allah teramat kuasa untuk menunjukkan kepada manusia bahwasanya Dia Mahakuasa. Dengannya Luqman yakin, dandai Allah berkanan, dia akan menunjukkan kuasa-Nya juga kepada manusaia.
Kepada para pengutang, yang Allah tahu itu terjadi karena nafsunya, karena kebodohannya. Karena manajemen dirinya yang tidak benar, lalu orang tersebut mendekati Allah, bukanlah tidak mungkin Allah menunjukkan kuasa-Nya, membantu orang tersebut supaya bisa membayar utang. Ketika utang itu terbayar dihembuskanlah sebuah kesadaran bahwa Allah memang Mahabesar. Ketidakmungkinannya membayar utang menjadi mungkin.
Kepada mereka yang sakit, undang Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya siapa tahu Allah berkanan menunukkkan kuasa-Nya dengan membuat mereka sembuh. Adakah yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak? Allah akan membuka peluang bahwa dia akan memperlihatkan tnda-tanda kekuasaan-Nya kepaa kita. Namun, harus diingiat, setelah sembuh terus mendekatlah kepada Allah, jangan menjauh lagi.
Kepada mereka yang hendak bercerai atau rumah tangganya kurang harmonis. Allah bisa saja menunjukkan kuasa-Nya dengan mengubah kondisi rumah tangga tersebut menjadi sakina mawaddah dan rahmah. Hal itu gampang bagi Allah asala dia berkehendak. Undand Allah untuk selalu hair dalam rumah tangga kita dan menunjukkan kuasan-Nya dengan menjadikan kehidupan kita pantas Dia hadiri.
Kepada merka yang belum kunjung memiliki anak, dekati Allah. Siapa tahu. Allah menjunjukkan kebesaran-Nya, kuasa-Nya, dan kehendak-Nya dengan menghadirkan anak di tengah kesepian kita sebagai orang tua yang belum memiliki keturunan. Boleh jadi kita mandul atau pansangan kita yang mandul, tetapi jika Allah sudah berkehendak menunjukkan kuasa-Nya siapa yang bisa protes?
Kepada mereka yang gagal bisnis, lalu mengoreksi sebab-sebab kejatuhannya dan dia mendekati Allah, bisa saja Allah menunjjukkan kuasanya dengan menghadirkan bisnis-bisnis baru yang lebih besar. Lebih safe dan leebih sukses dari yang sebelumnya. Allah mahakuasa.
Kepada mereka yang perasaannya tertekan dan menderita karena satu dua kesusahan yang dialaminya, upayakan Allah berkehendak menunjukkan kebesaran-Nya, dan kehadiran-Nya ditengah perasaan kita yang sedang kacau balau. Bisa saja Allah menunjukkan bahwa diri-Nya perlu didekati dengan memberikan mereka ketenangan. Sesungguhnya ketenangan itu mahal harganya.

Rabu, 20 April 2016

Jangan Takut Bermimpi

Impian hari ini adalah kenyataan hari esok.
Dan, kenyataan hari ini adalah buah dari impian kita kemarin.
(Syekh Shyahid Hasan al-Bana)

Rasulullah saw. Pernah bersabda, “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.” Ungkapan mulia tersebut  bagi seorang bijak bestari bermakna bahwa kuta harus selalu memperbaiki kualitas kehidupan kita. Kita harus mempunyai mimpi-mimpi untuk membuat hidup kita selalu meningkat dari hari kehari. Kita harus mempunyai schedule perubahan dan agenda kehidupan. Kita harus memiliki program-program kehidupan untuk segera ditindaklanjuti dan terus dievaluasi. Kita harus benar-benar berani memimpikan hidup kita. Jangan pernah takut bermpimpi. Orang yang takut bermimpi berarti takut menghadapi kehidupan sendiri. Memang ia tidak akan pernah menjadi orang gagal. Akan tetapi ia juga tidak akan menjadi orang berhasil. Sebab orang yang takut bermimpi adalah orang yang tidak pernah beraksi. Ia berdiam diri di tempat. Tergilas oleh waktu.
Bila anda seorang pelajar yang tidak memiliki impian atau takut bermimpi maka selam di sekolah aktivitas Anda tidak akan berarti apa-apa. Anda akan merasa malas dan ogah-ogahan untuk belajar. Anda tidak serius menerima pelajaran. Anda hanya asyik bermain dan bercanda selama menghabiskan waktu belajar. Akibatnya andapun tidak akan mendapatkan kepuasan dari usaha anda selama di sekolah. Anda tidak akan mendapat apa-apa dari sekolah kecuali secarik kertas yang bernama ijazah. Hal ini berawal dari diri Anda sendiri yang tidak mempunyai impian dan selalu takut bermimpi. Anda tidak memiliki tujuan belajar yang jelas, dan selalu takut bermimpi. Anda tidak memiliki tujuan belajar yang jelas, bahkan mungkin tidak tahu mengapa anda harus bersekolah dan mau apa setelah lulus sekolah nanti.
Hari ini, hari-hari yang kita lewati ini, hari-hari yang sendang kita nikmati sekarang ini, merupakan hari-hari dari pemikiran kita pada masa lampau. Demikian pendapat Ronda Byrne dalam karya monumental The Secret. Apabila pada masa lalu kita tidak punya pemikiaran strategis tentang masa depan, tidak punya impian yang hendak digapai, tidak punya cita-cita yang hendak dikejar hanya karena alasan takut merealisasikannya, maka wajar saja jika hidup kita statis, berjalan tanpa arah, mengalir laksana air, dan hidup kita terasa hambar, apa adanya. Kita terkadang tidak mau mengubah keadaan dengan dalih nasib kehidupan sudah digariskan Tuhan. Kita tidak berani mengambil risiko kehidupan. Kita hanya diam dengan alasan takdir, menerima dengan lega hati. Dengan pola pikir seperti ini maka tidak mustahil hidup kita tidak akan mengalami perubahan karena kita sendiri tidak memiliki niat untuk mengubahnya. Sebab, kita tidak memiliki cita-cita dan impian yang bisa membuat hidup semakin bergairah.
Bila saat ini anda belum memiliki cita-cita dan impian hidup yang ingin diraih, mulai sekarang bangunlah impian-impian anda setinggi mungkin. Silakan saja bermimpi setinggi gunung atau bahkan setinggi langit, tidak aka nada yang melarangnya kecuali para pecundang. Ciptakanlah cita-cita yang dapat membahagiakan kehidupan Anda. Tata kembali hari-hari yang akan Anda lalui dengan sebuah impian. Bermimpilah sebelum mimpi itu dilarang. Bermimpilah, niscaya Anda akan terkejut mendapat imipian Anda menjadi kenyataan. Kalau tidak mempunyai impian, bagaimana mungkin  anda akan meraih kebahagiaan dan kesuksesan hidup. Hanya sekedar bermimpi saja anda merasa takut. Hanya membayangkan bahwa hidup anda bahagia saja anda enggan. Hanya memikirkan kesuksesan belajar saja anda tidak mau. Bagaimana mungkin anda akan berani melakukan perjuangan dan pengormbanan dalam kehidupan ini jika bermimpi dan bercita-cita saja Anda tidak berani?
Jika tidak berani bermimpi dan bercita-cita, bagaiaman mungkin Anda akan berhasil menggapai impian masa yang tentu saja memerlukan banyak perjuangan dan pengorbanan, memerlukan banyak kerja keras nan cerdas, serta memerlukan waktu panjang untuk mewujudkannya? Hanya sebatas bermimpi saja Anda merasa takut. Padahal bermimpi tidak membutuhkan biaya dan tidak berisiko. Tetapi mengapa hati dan pikiran Anda merasa ketakutan yang sangat mendalam. Mengapa Anda kalah sebelum berjuang  dan mundur sebelum bertempur? Dalam hal ketakutan membangun impian, kiranya kita perlu belajar kepada seorang penulis muda penuh energy, Sholihin. Beliau pernah berkata, “Terkadang kita takut mempunyai cita-cita dan impian, karena kita takut untuk mencapainya. Padahal cita-cita dan impian merupakan energy yang menggerakkan jiwa, menggerakkan pikiran untuk kreatif, menggerakkan badan untuk aktif, dan menggerakkan seluruh tubuh untuk mencapai tujuan secara efektif.” Anda masih takut bermimpi juga?
Andrea Hirata adalah sosok pemuda yang bisa dijadikan figure panutan dalam hal membangun impian. Ia hidup disebuah pedesaan yang terisolasi. Hidupnya berada dalam kubangan kemiskinan. Gedung sekolahnya sangat sederhana bahkan bisa dikatakan dalam kubangan kemiskinan. Gedung sekolahnya sangat sederhana, bahkan bisa dikatakan sudah reot dan hampir roboh. Jumlah murid yang belajar di sekolah tersebut hanya sebelas orang. Sarana dan prasarana pendidikannya pun serba terbatas. Sekolah tersebut hanya mempuyai satu orang guru dan satu orang penjaga sekolah. Bu Muslimah, beliaulah guru yang dengan sabar mengajar disekolah tersebut dan sekaligus menjadi inspirator bagi impian Andrea Hirata.
Suatu ketika, saat hujan turun dengan lebat, Andrea dan teman-teman sedang berada di sekolah. Atap sekolah tersebut bocor dan dindingnya diterpa angin yang membuat badan kedinginan. Merak ketakutan. Sebaba, di samping Bu Muslimah belum datang, keadaan saat itu sangat genting, petir sambung-menyambung berkilat menyambar angkasa. Tiba-tiba, ditengah hujan deras yang tumaph ruah mengguyur persada bumi, Bu Muslimah datang berpayungkan pelepah daun pisang. Saat itulah impian Andrea terbentuk. Saya harus menjadi orang sukses; bisa kuliah di luar negeri dan menuliskan kisah ini menjadi sebuah novel. Luar biasa! Kini impian Andrea telah terwujud. Ia bisa melanjutkan study di prancis. Bahkan novel lascar pelangi karya Andrea yang menceritakan petualangan hidupnya menjadi novel best seller. Royalty dari penerbiatan novelna mencapai angak miliaran rupiah. Kesuskesan Andrea terletak pada keberaniannya membangun impian dan ketegarannya dalam mewujudkan impian menjadi kenyataan.
Satu kata kunci kesuksean adalah berani bermimpi dan berani beraksi. Beraksi tanpa visi barupa impian ibarat sebuah kapal yang berlayar tanpa arah tujuan. Kapal itu akan terus berjalan mengikuti arah mata angin. Kemanapun angin bertiup, kesana pula kapal akan mengikutinya hingga kematian tiba menjemputnya. Namun berani bermimpi tanpa berani beraksi juga merupakan pekerjaan yang sia-sia belaka tanpa makna. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga saja, hanya buang-buang energy. Bermimpi tanpa pernah mengikutinya dengan aksi nyata adalah pekerjaan yang hanya dilakukan oleh para pmalas, tukang khayal, pembual, dan pecundang. Merka hanya pandai berangan-angan tetapi tidak pandai mewujudkan angan-angannya.
Menjadi satu keniscayaan bagai kita semua adalah mencoba memberanikan diri untuk bermimpi dan memberanikan driri dalam beraksi mengejar impian tersebut. Ingatlah rumus kesuksesan M+A=S. mimpi ditambah Aksi sama dengan Sukses. Rumus ini bisa kita terapkan dalam segala bidang dalam segala situasi dan kondisi MAS inilah kunci dasar sebuah keberhasilan dan kesuksesan.
Impian saja tiak cukup. Impian harus diiringai  dengan keberanian beraksi, kebaranian mengaggung resiko kehidupan, keberanian untuk terus berjuang dan berkorban, keberanian untuk terus menmpa diri di universitas kehidupan,  serta keberanian untuk menanggung resiko dari sebuah keputusan untuk bermimpi. Kekuatan impian yang tsus membayangi otak bawah sadar menyebakan seseorang selalu berusaha, bekerja, berkarya, berkreasi, dan berinovasi dalam kehidupan nyata. Impian benar-benar menjadi bahan bakar dalam mencapai puncak kesuksesan. Ayat-ayat Al-Qur’an banyak yang mengajak manusia untuk bermimpi; bermimpi untuk mendapat pahala, bermimpi masuk surge, dan bermimpi terhindar dari siksa neraka.
Dikutip dari buku Software Pembelajaran/ Muhammad Noer Hal. 33

Senin, 18 April 2016

Bangkitkan Hidupmu Dengan Impian

Kejarlah hasrat anda, maka kesuksesan 
akan mengikuti anda. (Faiez H. Senyal)

Sudah tidak diragukan lagi bahwa hidup akan terasa semakin hidup dengan hadirnya sebuah cita-cita dan impian. Dengan impian dan cita-cita, hidup kita menjadi semakin ergairah. Bila hidup kita selalu disemangati oleh impian yang membara dalam dada, maka hidup kita akan terasa begitu dinamis. Impian dan cita-cita merupakan energy positif yang bersumber dari pikiran. Menurut awadh bin Muh. Al-Qarni, akal pikiran selalu bergerak secara terus-menerus, tidak bisa berhenti. Jika akal pikiran tidak digunakan untuk kebaikan, maka ia akan dimanfaatkan oleh kebatilan. Bila kita tidak menggunakannya untuk kemaslahatan, maka kejahatanlah yang akan menggerakkan otak kita.
maka ia akan bekerja  untuk kemunduran dan kejelekan. Jika selaku pelajar  kita mau menggunakan akal pikiran untuk belajar dan menelaah mata pelajaran, mengerjakan tugas dari guru, rajin, giat dan ulet menimba ilmu pengetahuan disekolah , maka kita tidak akan pernah membuat contekan saat ulangan. Sebab, membuat contekan ketika ulangan merupakan tindakan pembodohan.
Atau, kita tidak akan melihat dan mencontoh buku milik teman waktu ada  PR  yang harus dikerjakn. Akan tetapi, kita akan melakukan tugas-tugas sekolah dengan baik. Sebab, lita punya impian yang akan menuntun akal pikiran kita menuju kebaikan.
       Impian yang dapat membangkikan hidup kita adalah bentuk impian yang berupa cita-cita mulia yang bisa dijadikan sarana unuk memotifasi diri, pemacu energi, serta penggerak badan untuk beraksi merealisaikan visi dab misi hidup. Inilah bentuk impian yang bisa membakar semangat, bentuk mpian yang bisa menimbulkan energi positif. Oleh karna itu, kita harus memiliki impian supaya kita bisa bergerak dengan penuh semangat, bekerja denfan penuh stamina, dan berjuang dengan penuh pengorbanan.
        Menurut sholihin, cita-cita dan impian yang dapat memaksimlkan potensi kita harus mempunyai empat
  1. Cita-cita adalah kemulian kriteria, yaitu. Orang mulia adalah orang yang memiliki cita-cita.seba, cita-cita akan membentuk pendirian yang kokoh. Orang yang memiliki cita-cita tidak gentar menghadapi masakah dan tidak jera menhadapi kegagalan. Adapun orang yang tidak memiki cita-cita akan menjadi seorang pengecut, penakut, dan pecundang.
  2. Cita-cita besar ibarat dynamo. Cita-cita besar akan menggerakkan arus positif dan mengendalikan arus negative yang mengontrol tubuh kita. Cita-cita besar juga ibarat bahan bakar yang bisa menyulut semangat kita. Cita-cita besar dapat memacu kendaraan untuk terus melaju, melesat laksana kereta api ekspres.
  3. Cita-cita besar adalah pintu; pintu kebahagian, pintu kesuksesan, dan pintu kesempurnaan. Cita-cita besar adalah pintu gerbang untuk menikmati keindahan alam yang memesona tiada tara.
4  Cita- cita besar adalah obat; obat penghilang kelemahn, obat penghapus kemalasan ,dan obat penyembuh kesedihan.dengan cita cita besar itulahsegala kehinaan,kerendahan dan keterpurukan bisa di sembuh kan.
Sekarang mari kita cermin kepada diri sendiri. Tetap telapak tagan anda, bayangkan wajah anda. wajah anda akan semakin tampak lebih jelas ditampak tangan anda. coba lihat ekspresi wajah anda. bila anda tidak mampu mewlihat nya, anda harus lebih baik belajar relaksai dan konsentrasi . bila anda melihat ajah anda yang penuh dengan kemalsan, kesedihan, kepenatan, pusing krna banyak masalah yang belum retarasi, memikirkan nasib baik yag tidak pernh berpihak kepada anda, nilai ujian yang selalu minim, pelajaran yang susa ditelan, membenci guru dikelas, atau jika annda berprofesi sebagai guru merasa jengkel ngeliat kelakuan para siswa, serta seabrak perasaan tidak mengenakkan lainnya terpncar dari wajah anda, maka renungkanlah dalam-dalam mengapa semua ini bisa terjadi ? pertanyaan  saya selanjut nya, apakah selama mengurangi kehidupn ini, anda mempunyai impian yag harus direalisasikan dan imoian yang harus digapai? Jawaban nya ada pada diri anda.
       Bagi para pelajar yang ingin hidup bertabur kemuliaan dan kebahagian serta ingin menggapai kesuksesan dimasa depan, segera mmemilikilah cita-cita, galilah potensi kemampuan, giat dan tekun lah belajar dengan penuh kesabaran, serta raih lah prestasi  belajar.jangan biyarkan rasa malas menghampirimu. Tending jauh-jauha sifat pecundang yang ada daam dirimu. Singkirlah tradisi menyontek. Jadilah pahlawan bagi dirimu sendiri, jadilah  anak pintar kebanggaan orang tua dan gurumu. Gapailah prestasi dengan cara memaksimalkan potensi diri. Gapailah asa mulia dengan kecerdasan otakmu. Jadikan hidupmu semakin terasa lebih hidup dengan impian dan cita- cita bersamamu. Insyiallah apa yang anda impikan akan jadi kenyataan dimasa mendatang.
       Mimpikanlah hal-hal besar dalam menggapai keberhasilan hidupmu.jangan hanya memimpi hal- hal yang sepele dan kecil, kitapun akan mendapatkan sesuatu yang serba spela dan aserba kecil. Apapun yang kita impikan akn tercapai bila mana kita benar-benar serius memimpikan nya. Apa saja yang kita cita-citakan akan menjadi kenyataan, dengan syiarat kita serius dan fokus pada asa yang kita torehkan. Jika apapun yang kita cita-citakn dan kita impikan akan menjadi sebuah kenyataan yang masa yang akan mendatang. Maka sungguh merugi bila kita tidak mempunyai impian dan cita-cita hidup.  Atau, kita mempunyai impian tetapi hanya sebatas impian yang kecil-kecil saja. Jangan takut untuk brmimpi tentang sesuatu yang besar. Jangan pernah merasa ragu dalam membangun impian masa depan. Bila impian kkita belum tercapai, bukan berarti kita salah dalam bermimpi. Akan tetapi, ada sesuatu yang salah dalam tindakan kita mengejar mimpi. Sekarang yang paling penting adalah bermimpilah. Biyarkn otak bawa sadar kita bekerja dengan sendiri nya. Otak bawa sadar kita akan menuntun kita dalam impian.
        Arai, seorang tokoh dalam novel sang pemimpin karya andrea hirata pernah berkata, ‘’ bermimpilah, maka tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu. ‘’ artinya, bermimpilah, berharaplah, dan berdoalah, maka tuhan pengatur alam semesta akan membantu kita dalam mewujudkan impian.
dikutip dari Buku Software Pembeljaran/ Muh. Noer. Hal.31

Minggu, 17 April 2016

Proses Menghilangkan Sifat Suka Menunda-Nunda

Marilah kita lihat gejala penyakit yang khas dari sifat suka menunda-nunda ini. Semua sifat suka menunda-nunda ini bersumber pada anggapan bahwa tugas itu tertalalu besar atau terlalu sulit untuk dimulai sekarang juga.
Ketika pikiran mengatakan bahwa sesuatu itu terlalu sulit, maka hal itu sesungguhnya berarti sesuatu yang bukan rutin.
Pikiran kita lebih suka  mengerjakan tugas yang sudah biasa kita kerjakan karena otak kita dapat menggunakan pilot otomatis untuk mencapai tujuan. Kemuian otak itu dapat melanjutkan apa yang disukainya, yaitu, melamun, menghayal, dan mengenang kembali percakapan atau peristiwa masa lalu.
Anggaplah sebagai pekerjaan rutin
Ketika kita mencoba untuk melaksanakan tugas baru yang non-rutin, maka pikiran kita segeraa mematikan pilot otomatis itu dan memberikan perhatian penuh terhadap tugas yang baru ini. Karena hal ini akan memindahkannya dari masa lalu yang disukainya, maka otakpun mengirimkan pesan yang mendorong kita untuk menundanya; terlalu sulit, terlalu sulit, atau itu akan meakan waktu lama, sekarang kamu tidak ada waktu atau kerjakan besok, ketika suasana hatimu lebih baik.
Oleh karena itu, kita harus membujuk otak kita agar mau berpartisipasi dancara terbaik untuk melakukan hal ini adalah dengan menyatakan bahwa tugas  yang baru itu tidak akan terlalu buruk.
Semakin kita membuatnua tampak seperti pola kerja yang lama, maka semakin mudah pula bagi otak kita untuk menerimanya.
Cara paling efektif untuk melakukan hal ini adalah dengan membagi-bagi pekerjaan itu menjadi segmen-segmen atau bagian-bagian yang kecil. Dengan demikian otak tidak akan menolak tugas untuk menangani bagian kecil yang sudah dikenal itu. Dengan demikian, otakpun dapat mengerjakannya secara otomatis.
Makin kecil bagian-bagian itu sehingga dapat dikerjakan secara otomatis, makin senang pula otak kita menerima. Dengan demikian, kita menciptakan lebih banyak kesempatan untuk memulai dan menyelesaikannya.
Carilah faktanya
Mungkin anda bertanya. Bagaimana kalau segmen atau bagian dari tugas itu tidak diketahui ? pertanyaan ini penting karena otak kita, bagaimanapun juga, cenderung untuk menghindari apapun yang tidak diketahuinya.
Bagaimana kalau kita tidak tahu cara menangani segmen atau bagian dari tugas ini bagaiamana kalau faktanya hilang?
Mari kita lihat sebuah contoh yang khas, missal, kita punya tugas, kita telah mbagi menjadi eberapa potong, dan kita menemukan satu potong yang tidak kita ketahui sehingga otak kita menolaknya mentah-mentah. Yang tidak diketahui iut adalah tidak adanya informasi keuangan.
Kemudian kita mencari sumber informasi yang memungkinkan, memasukkannya ke dalam daftar , dan merencanakan untuk menanganinya satu per satu. Daftar kita untuk tampak seperti ini:
Tanyalah ahlinya, bacalah tentang  hal itu, tanyalah teman-teman . tetapi otak kita juga tidak terlalu  puas karena tidak jelas siapa yang harus ditelepon atau dihubungi, atau ke mana harus pergi untuk membacanya.
Buanglah semua yang tidak diketahui
Jadi kita bagi-bagi lagi segmen atau potongan-potongan itu dengan memikirkan pilihan yang memungkinkan dari siapa dan keman itu. Dengan demikian, segmen atau potongan-potongan itu dapat ditangani secara otomtis.
Kali ini, otak kita menyukainya karena dapat menangani ketiga poin diatas secara ototmatis. Sehingga dengan demikian tidak ada yang tidak diketahui.
Tetapi apabila harus berhenti di sini dengan instruksi untuk otak kita ini, maka kita tidak akan pernah memulainya. Mengapa? Karena otak belum diperintah tentang kapan harus melaksanakannya.
Otak akan menunggu perintahnya. Logikanya adalah. ‘Ya saya tahu. Saya akan mengerjakannya. Tetapi ada lainnya yang harus dikerjakan sekarang. Oleh karena itu. Saya akan menunggu’. Sementara itu otak melaksanakan tugas otomatisnya atau menikmati pekerjaan masa lalu yang disukainya.
Jangan beri alasan apapun pada otak
Kita bagi-bagi lagi segemen atau potongan-potongan itu untuk terakhir kalinya, yakni ketika sudah hampir menuju sukses.
Sekarang segeman atau potongan-potongan itu dipindahkan ke buku harian kita atau ke daftar untuk hari ini dan selanjutnya. Karena tidak ada hal-hal yang tak terurus, maka otakpun tidak akan menolaknya.
Setiap tujuan memerlukan pembagian ke segemen atau potongan-potongan yang lebih kecil. Rintangan utama yang menimbulkan sifat suak menunda-nunda adalah tidak dilakukannya pembagian ke segmen atau potongan-potongan yang lebih kecil ini.
Ingatlah siapa yang berkuasa. Kita kadang-kadang lupa bahwa kitalah yang berkuasa atas otak kita sendiri.
Untuk mengendalikan otak kea rah yang baru, seperti untuk malaksanakan tugas yang baru, diperlukan upaya secara sadar dari kta. Dengan kata lain. Kita harus mengatakan apa yang harus dilakukan. Jika tidak otak secara otomatis akan melakukan sesuatu yang lain. Cara terbaik untuk membuatnya bertindak adalah melalui pembagian ke segmen atau potongan-potngan yang lebih kecil.

Kamis, 14 April 2016

Semudah Mencabut Toge

Menangis lebih pantas jika Allah tidak lagi berkenan menampakkan mukan-Nya dikehidupan kita. Tidaklah sopan jika kita masih bisa tertawa ketika Allah tidak kunjung mengulurkan tangan, menjawab segala doa.
Andai manusia menjaga kepercayaan Allah, niscaya kesenangan mereka akan dijaga bahkan ditambah.

Udara dikampung ketapang benar-benar segar. Tambah segar. Ba’da shubuh , lukman tidak bergegas pulang. Dia sempatkan menemani Cang Haji Muhidin ngopi pagi. Cang haji adalah saudara istri Lukman Maemunah.
“Gampang apa susah mencabut toge?” cetus Cang Haji Muhidin sambil mengembuskan asap Jinggonya.
Luqmam bingung. Memangnya ada pohon toge? Namun dia tidak ambil pusing. Anggap saja ada. “Gampanglah. Tinggal cabut. Nggak usah pake kampak, nggak perlu pake gergaji kayu, “jawab Luqman.
Nah segampang itulah Allah kalau sudah berkehendak mencabut kesenangan kita,”lanjut Cang Haji.
Cang haji menggunakan analogi mudahnya kita mencabut pohon toge dengan mudahnya Allah mencabut keberkahan dalam kehidupan manusia. Analogi itu sendiri masih kurang sopan’. Bagi Allah tentu lebih sangat mudah lagi. Barang kali anda ada yang terlahir tanpa pernah tahu seperti apa pohon toge itu. Pohon toge berbentuk kecil. Jika dicabut, akar-akarnya ikut tercabut. Beberapa bahkan menanam pohon toge hanya dengan menggunakan kapas.
Dalam kehidupan, ketika kitaberada diatas angin, dimana tidak ada sesulitan yang berlalu dikehidupan, kita kerap memiliki jiwa yang kosong dari kehadiran Allah; merasa tidak perlu Allah. Kadang kita berjalan tanpa pengawasan-Nya, tanpa keberadaan-Nya, kita lupakan kewajiban kita kepada-Nya. Kita juga melupakan orang-orang yang seharusnya kita ulurkan kasih dan sayang, bantuan dan kepedulian. Yang kita pertontonkan hanya kemewahan dan kenikmatan yang kita dekap dalam kesendirian.
Dua kata yang bisa mewakili kondisi kita diatas, yaitu lupa diri.
“Manusai tidak jemu memohon kebaikan dan jika mereka ditimpa malapetaka, dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (QS Fushilat [41]:49)
“Dan apabila kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, ia banyak berdoa.” (QS Fushilat [41]:51)
Ya lupa diri! Inilah salah satu sikap jelek kita. Akhirnya, ketika mendapat kesulitan dalam kehidupan, dipergilirkan dengan penderitaan, disentuh dengan kesulitan hidup dan permasalahan, barulah kita sadar bahwa selama ini kita sudah melupakan-Nya. Ada yang melupakan-Nya dengan tidak beribahdan kepada-Nya ada yang melupakan-Nya dengan berbuat zalim kepada Dia. Kepada diri sendiri, dan kepada orang lain. Walhasil, ketika lupa diri, kenikmatan dia cabut, kesenangan dia hilangkan. Menangislah kita, mengiba-ngiba kembali hadirnya rahmat Tuhan.
“Dan sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan memelihara diri, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi. Namun, mereka mendustakan ayat-ayat kami. Maka, kami siksa mereka disebabkan apa yang mereka usahakan,” (QS Al-A’raf [7]: 96)
Pembaca, boleh jadi sekarang ada yang sedang dalam posisi mapan, kehidupannya sedang stabil. Boleh jadi keadaan di ataslah yang bisa membuat kita lupa diri. Andai kita tahu bahka kehidupan bisa berubah dalam sekejap, tentu kita akan berjalan dengan hati-hati. Andai kita tahu bahwa masa depan kejadian ada dalam genggamann-Nya. Pastilah kita akan menghargai keberadaan-Nya.
“Sesungguhnya manusai itu sangat ingkar, tidak berteimakasih kepada Tuhannya. Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya. Dan sesungguhnya manusia itu sagat bakhil karena cintanya pada harta.” (QS Al-Adiyat [100]6-7)
Namun, itulah kita, manusia sering lupa, lalai, ditipu nafsu dan sering ditelikung keinginan-keinginan pendek. Beruntunglah bagi pembaca yang masih bisa menerima nasihat. Jangan sampai terjadi apa yang dinisbahkan Cang Haji di atas bahwa jika Allah berkehendak. Dia akan mencabut kesenangan kita semudah kita mencabut pohon toge. Bukan pohon kecilnya yang tercabut, tetapi juga akar-akarnya! Makannya, tidak jarang kita temukan orang yang bangkrut hingga ke titik zero (nol), alias tidak punya apa-apa lagi dan tidak bisa berbuat apa pun! Ini sama saja dengan pohon toge yang tercerabut dari akarnya. Bahkan ada yang sampai minus. sudah rugi, masih ditambah pula dengan menanggung utang.
Akhirnya, jika kenikmatan sedang berada dalam genggaman, ingat-ingatlah Dia dan ingatlah orang-orang yang harus kita ingatkan. Wallahu a’lam.
Sumber: Buku Susah Itu Mudah/Ust. Yusuf Mansur Hal.30.

Rabu, 13 April 2016

Mohon Maklum

Buat pembaca media pelajar mohon maaf bila MP untuk saat ini belum ada pos atau artikel baru karena sedang perbaikan internal.. doakan kami agar kedepan bisa kembali menerbitkan artikel2 seperti biasa. amin