Rabu, 27 April 2016

Semua Hal Butuh Kesabaran

Bukan hanya ketika mengejar dunia, melepas penderitaan dan kesukaran pun butuh kesabaran.

Kisah Pencuri Daging
Ada cerita yang cukup popular di kalangan santri. Yaitu cerita tentang pemuda yang ingin mencuri daging yang tidak dari mencuri.
Alkisah, ada seorang pemuda pengelana yang sangat miskin dan sangat lapar. Ia memutuskan sudah saatnya untuk menggunakan kedaruratan yang menghalalkannya mencuri. Sesaat kemudian, pemuda ini keluar dari masjid tempat ia beristirahat selam ini dan mulai melihat-lihat situasi, akhirnya, ia memasuki sebuah rumah yang kebetulan tidak dikunci pintunya. Mata pemuda yang sedang dirintih lapar ini langsung tertumbuk pada daging yang ada di meja makan rumah itu. Tangannya segera mengambil daging.
Pada saat yang bersamaan, tiba-tiba hatinya mengetuk, “Jangan! Engkau sudah susah payan menjaga kesucian tubuhmu dari barang yang haram. Masa segini saja sudah menyerah!”
Ia diliputi keraguan antara jadi atau tidak mencuri. Jika ia memikirkan perutnya, tangannya seakan hendak maju terus, namun jika mengingat Zat Yang Maha Melihat Segalanya, hatinya seakan menahan tangannya untuk maju.
Rupaya, Allah masih sayangkepadanya. Dia hembuskan ke sadaran yang sempurna. Apalah artinya sekerat daging jika menodai hubungannya dengan Sang Kekasih,Allah azza wajalla.  Pemuda itu segera beristigfar. Ia ikuti kata hatinya seraya meninggalkan rumah itu untuk kembali ke masjid. Ia leupakan rintihan perutnya. Ia memilih tidur-tiduran terlebih dahulu sebelum berjalan lagi.
Kemudian, ketika ia sendang tiduran di masjid, ia ditawari Imam Masjid untuk menikahi seorang janda yang baru saja tiba di kota itu. Ia segera mengiyakan karena ia sedang butuh tempat tinggal. Lagi pula, kata sang Imam, wanita ini cukup kaya jika sekedar makan.
Singkat cerita, pemuda inipun menika. Kemudian mereka berdua pulang kerumah wanita ini. Ketika melihat rumah wanita yang kini sudah menjadi istrinya, ia kaget dan menangis. Ia malu, tetapi juga bersyukur karena ternyata wanita ini pemilik daging yang urung ia makan. Tentu saja, ia juga adalah si empunya rumahnya.
Allahu Akbar, Allah Mahabesar. Ia urungkan niat mencuri daging, malah mendapatkan daging itu secara ahal berikut pemilikinya plus rumahnya. Allau Akbar, Allah Mahabesar.

Sabar dalam menghalau kesulitan
Mencari kekayaan, carilah dengan jalan kesabaran agar tidak terantuk. Mencari jalan keluar dari setiapa kesulitan, carilah juga dengan penuh kesabaran. Apa pun cerita perjalanan hidup, jalanilah dengan sabar, sebab, Allah pemilik kehidupan suka dengan orang yang sabar.
Apa hikmah yang terkadung dari kisah pencuri daging ini? Di antaranya, pengajaran akan kesabaran dalam menghadapi kesulitan. Ya, ternyata kita harus bersabar bukan saja dalam hal mencari nafkah atau kekayaan, kita harus sabar. Dalam mencarai penyelesaian masalahpun sangat diperlukan kesabaran. Kesulitan acap kali membutakan mata hati seseorang. Karena itulah, seseorang lantas mencuri. Walaupun banyak kasus yang berawal bukan dari kesulitan yang dianggap sulit pada Kesulitan acap kali membutakan mata hati seseorang. Karena itulah, seseorang lantas mencuri. Walaupun banyak kasus yang berawal bukan dari kesulitan yang dianggap sulit pada umumnya, melainkan terjadi karena nafsu. Kesulitan terkadang membuat orang lantas putus asa. Oleh karena itulah, sesorang sering mencari jalan pintas. Dengan penyandaran diri yang utuh kepada Allah dan selalu yakin ai karena nafsu. Kesulitan terkadang membuat orang lantas putus asa. Oleh karena itulah, sesorang sering mencari jalan pintas. Dengan penyandaran diri yang utuh kepada Allah dan selalu yakin akan kepositifan-Nya, biasanya akan mempu meneyelamatkan kita dari tindadakan sembrono.
Dalam contoh tadi, sipemuda sudah berjuang menahan laparnya. Mungkin, pekerjaan belum kunjung ia dapatkan karena memang susah untuk mendapatkannya. Bisa juga karena ia baru saja menjajakkan kakinya dikota sehingga belum banyak langkah yang bisa ia ambil, sementara persediaan hidup sudah tidak ada. Ketika ia sampai pada keputusan hendak mencuri, ia menahan semua itu dengan penuh kesabaran. Ia memilih mengurungkan niatnya. Allah melihat itu sebagai sebuah tingkat kesabaran yang luarbiasa. Karena itu, Allah menghargai pemuda itu dengan sesuatu yang membuatnya tertunduk malu di hadapan Allah, Sang Pengasih, yaitu perasaan malu bermaksiat di hadapan Allah.
Jika mengingat kisah pencuri daging ini, saya teringat kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha. Nabi Yusuf menolak untuk diajak berzina oleh Zulaikha. Seiring dengan kesabaran Nabi Yusuf menahan syahwatnya dan keberaniannya menolak ajakan “Manisnya berzina” yang kala itu sudah di depan hidungnya, Allah kemudian menghadiahinya kerajaan. Bahkan, sekaligus menghadiahi Zulaikha sebagai istrinya yang sah.
Tidak akan ada cerita andaikan Yusuf muda menurut ajakan Zulaikha yang sudah terkena bukuakan setan. Tentu saja, apa pun terjadi dengan izin dan sepengetahuan-Nya. Lihat kelanjutan lengkap kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha ini di dalam Al-Qur’an surah Yusuf.
“Memanjakan nafsu itu akan membuat seorang raja menjadi budak. Sedangkan, kesabaran akan mempu menjadikan seorang budak menjadi raja. Lihatlah, kisah Nabi Yusuf dan Putri Zulaikha.” (Nasihat Abu Bkar Shiddiq)


Memelihara Diri
Sehubungan dengan kisah pemuda pencuri daging dan juga kisah Nabiyallah Yusuf di atas, ada sabda Rasulullah saw. Yang kurang lebih sebagai berikut.
Barangsiapa meninggalkan apa-apa yang diharamkan Allah, maka Allah akan berikan kebaikan sebagai pengganti apa-apa yang haram, yang ditinggalkannya.”
Perilaku pemuda tersebut dalam menahan nafsunya adalah wujud ketakwaanya karena ketakwaan juga mempunyai arti pemeliharaan diri. Berhubung pemuda tadi sudah menahan dirinya untuk itdak mencuri maka Allah hadiahkan baginya jalan untuk mengatasi rasa laparnya. Bahkan, sebagaimana dikisahkan, Allah itu Maha Mencukupkan dan Mahaluas Karunia-Nya. Pemuda tadi bukan saja dijawab rasa laparnya, tetapi juga dihaiahi istri cantik dan rumah untuk tempat bernaung.
Setelah ini, untuk memperkuat hati, mari kita lihat ayat Allah berikut ini:
“Siapa saja yang memelihara dirinya, akan Allah jadikan baginya jalan keluar bagi setiap kesulitannya, bahkan akan dikaruniai rizeki dari hal yang tiada ia sangka. Dan bagi siapa saja yang menyerahkan urusannya kepada Allah, maka id atangan-Nyalah sega perhitungan. Sesuanggunya, kekuasaan Allah meliputi segala urusan. Sungguh telah Allah jadikan segala suatu itu ada ukurannya.” (QS Atth Thalaq [65] 2-3)
Kita memang manusia yang sering kehilangan sifat sabar. Bukan saja tehadap keinginan menggapai sesuatu, tetapi ketika ingin terbebas darisesuatu yang menghimpit. Dalam segala hal kita selalu terbutu-buru. Ketika berdoa, kita selalu ingin segera dikabulkan sehingga ketika tidak dikabulkan, kita menjadi putus asa. Dalam bekerjapun kita inginnya buru-buru. Akhirnya, pekerjaannya tiak bagus dan tidak rapi. Ketika akan pergi, kitapun terburu-buru sehingga ada saja sesuatu yang tertingggal. Dalam berkasih sayang dengan lawan jenispun terburu-buru sehingga lepas control. Apapun, rasanya selalu terburu-buru. Coba lakukan segala sesuatu dengan sabar dan bertahap, insya Allah segalanya akan mengalir lancer.
Sekali lagi, melihat kesulitan perlu kesabaran. Melepas penderitaan perlu kesabaran. Inilah hikmah yang tergali sehingga dalam pencarian jalan keluar, dalam pencarian solusi permasalahan, kita tidak terjebak dalam penggalian masalah yang lebih dalam lagi, insya Allah.
Kesabaran bukan berart kita berdiam diri dan tidak melakukan usaha apapun. Kesabaran bukan beriti kita menjadi manusia yang lemah akal dan jiwa. Tidak aka nada keajabiban dengan berdiam diri.
Seekor burung, akan terisi perutnya
Hanya jika ia terbang dan mengepakkan sayapnya
Kurang lebih begitu juga seharusnya kita sebagai manusia. Jika kebutuhan inign terpenuhi,seharunya kita melangkah kaki dan menggunakan tangan untuk bekrja dan berusaha.
Ada manusia yang merasa sudah tidak bisa melakukan sesuatu lagi, saking merasa susahnya. Baik karena perasaan berdosanya ataupun karena memang merasa tidak ada yang bisa dia lakukan. Yang demikian itu seperti sudah berputus asa dari rahmat-Nya. Allah melarang kita berputus asa dan berperilaku seperti orang yang putus asa. Selalu ada jalan keluar bagi setiap orang yang menginginkannya.
Bagi sebagian kita yang benar-benar merasa “sudah mentok”, ke sini tidak berhasil, ke sana tidak berhasil, kemudian ketika mengoreksi diri tidak menemukan sesuatu yang salah dalam kehidupannya, ya suah, sabar terus. Mau bagaimana lagi ? ada lagi sebagian yang lain, dimotivasi sudah, diberik semangat sudah, tetapi tidak kunjung bergerak. Mungkin, terhadap yang terakhir ini sebaikanya perbaiki saja ibaha mahahnya, ibadah wajib, seperti sahalat. Siapa tahu. Dia tetap berkenan membeirkan petunjuk-Nya. Ya, siap tahu.
Temukan Senyuman Allah
Temukan senyum Allah ketika kita bisa memberi dan temukan keindahan rasa, saat bisa membantu sesama.
Pembaca, dalam kehidupan nyata, banyak kita temukan orang-orang yang bisa mengerem  keinginan-keinginan untuk memiliki sesuatu karena tahu diri tidak punya uang atau tidak berani berutang. Namun jika kesulitannya sudah menyentuh “seputar uang”, orang terdekat berani berbuat nekat.
Untuk itu, sedikit ajakan untuk Anda yang sekarang sedang berleih, sering-seringlah menengok tetangga kanan kiti. Adakah diantara mereka yang sudah tiak “menyala” lagi kompornya? Adakah diantara tetangga kita yang sudah tidak mencium hangatnya nasi? Adakah bayi yang kehausan? Adakah orang kepayahan karena sakit dan tidak mendapatkan obat? Dan seterusnya. Ajaklah mereka menikmati apa yang Tuhan berikan kepaa kita. Belaian anda kepada mereka yang kesusuahan  akan menyelamatkan mereka dari perbuatan dosa. Percayalah, apa yang kita keluarkan untuk mereka ini akan diganti oleh Allah dengan sesuatu yang lebih baik.
Menerima itu enak. Namun, memberi akan jauh lebih membahagiakan. Temukan rasa itu. Temukan keindahan rasa saat bisa membantu sesama. Temukan “senyuman” Allah ketika kita memberi mereka yang membutuhkan. Cari mereka yang sedang merintih, meminta doa dari mereka. Sekerat roti dan seteguk minuman sudah bisa membuat merkea tersenyum sepanjang hari.
Temukan juga senyuman Allah ketika kita mampu menahan nafsu untuk berbuat buruk dan mampu menahan dari bermaksiat kepadan-Nya.
Allah Mahakuasa
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan kami pada segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa sesungguhnya Allah adalah Al-Haq. Tidakkah cukup bahwa Tuhanmu sesungguhnya melihat segala sesuatu.”
Luqman tidak membawa pengertian ayat itu sebagai sebuah teguran bagi para pendosa untuk tidak melakukan doasa. Tidak.  Kali ini ia merenung bahwa Allah teramat kuasa untuk menunjukkan kepada manusia bahwasanya Dia Mahakuasa. Dengannya Luqman yakin, dandai Allah berkanan, dia akan menunjukkan kuasa-Nya juga kepada manusaia.
Kepada para pengutang, yang Allah tahu itu terjadi karena nafsunya, karena kebodohannya. Karena manajemen dirinya yang tidak benar, lalu orang tersebut mendekati Allah, bukanlah tidak mungkin Allah menunjukkan kuasa-Nya, membantu orang tersebut supaya bisa membayar utang. Ketika utang itu terbayar dihembuskanlah sebuah kesadaran bahwa Allah memang Mahabesar. Ketidakmungkinannya membayar utang menjadi mungkin.
Kepada mereka yang sakit, undang Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya siapa tahu Allah berkanan menunukkkan kuasa-Nya dengan membuat mereka sembuh. Adakah yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak? Allah akan membuka peluang bahwa dia akan memperlihatkan tnda-tanda kekuasaan-Nya kepaa kita. Namun, harus diingiat, setelah sembuh terus mendekatlah kepada Allah, jangan menjauh lagi.
Kepada mereka yang hendak bercerai atau rumah tangganya kurang harmonis. Allah bisa saja menunjukkan kuasa-Nya dengan mengubah kondisi rumah tangga tersebut menjadi sakina mawaddah dan rahmah. Hal itu gampang bagi Allah asala dia berkehendak. Undand Allah untuk selalu hair dalam rumah tangga kita dan menunjukkan kuasan-Nya dengan menjadikan kehidupan kita pantas Dia hadiri.
Kepada merka yang belum kunjung memiliki anak, dekati Allah. Siapa tahu. Allah menjunjukkan kebesaran-Nya, kuasa-Nya, dan kehendak-Nya dengan menghadirkan anak di tengah kesepian kita sebagai orang tua yang belum memiliki keturunan. Boleh jadi kita mandul atau pansangan kita yang mandul, tetapi jika Allah sudah berkehendak menunjukkan kuasa-Nya siapa yang bisa protes?
Kepada mereka yang gagal bisnis, lalu mengoreksi sebab-sebab kejatuhannya dan dia mendekati Allah, bisa saja Allah menunjjukkan kuasanya dengan menghadirkan bisnis-bisnis baru yang lebih besar. Lebih safe dan leebih sukses dari yang sebelumnya. Allah mahakuasa.
Kepada mereka yang perasaannya tertekan dan menderita karena satu dua kesusahan yang dialaminya, upayakan Allah berkehendak menunjukkan kebesaran-Nya, dan kehadiran-Nya ditengah perasaan kita yang sedang kacau balau. Bisa saja Allah menunjukkan bahwa diri-Nya perlu didekati dengan memberikan mereka ketenangan. Sesungguhnya ketenangan itu mahal harganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar