Rabu, 20 April 2016

Jangan Takut Bermimpi

Impian hari ini adalah kenyataan hari esok.
Dan, kenyataan hari ini adalah buah dari impian kita kemarin.
(Syekh Shyahid Hasan al-Bana)

Rasulullah saw. Pernah bersabda, “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.” Ungkapan mulia tersebut  bagi seorang bijak bestari bermakna bahwa kuta harus selalu memperbaiki kualitas kehidupan kita. Kita harus mempunyai mimpi-mimpi untuk membuat hidup kita selalu meningkat dari hari kehari. Kita harus mempunyai schedule perubahan dan agenda kehidupan. Kita harus memiliki program-program kehidupan untuk segera ditindaklanjuti dan terus dievaluasi. Kita harus benar-benar berani memimpikan hidup kita. Jangan pernah takut bermpimpi. Orang yang takut bermimpi berarti takut menghadapi kehidupan sendiri. Memang ia tidak akan pernah menjadi orang gagal. Akan tetapi ia juga tidak akan menjadi orang berhasil. Sebab orang yang takut bermimpi adalah orang yang tidak pernah beraksi. Ia berdiam diri di tempat. Tergilas oleh waktu.
Bila anda seorang pelajar yang tidak memiliki impian atau takut bermimpi maka selam di sekolah aktivitas Anda tidak akan berarti apa-apa. Anda akan merasa malas dan ogah-ogahan untuk belajar. Anda tidak serius menerima pelajaran. Anda hanya asyik bermain dan bercanda selama menghabiskan waktu belajar. Akibatnya andapun tidak akan mendapatkan kepuasan dari usaha anda selama di sekolah. Anda tidak akan mendapat apa-apa dari sekolah kecuali secarik kertas yang bernama ijazah. Hal ini berawal dari diri Anda sendiri yang tidak mempunyai impian dan selalu takut bermimpi. Anda tidak memiliki tujuan belajar yang jelas, dan selalu takut bermimpi. Anda tidak memiliki tujuan belajar yang jelas, bahkan mungkin tidak tahu mengapa anda harus bersekolah dan mau apa setelah lulus sekolah nanti.
Hari ini, hari-hari yang kita lewati ini, hari-hari yang sendang kita nikmati sekarang ini, merupakan hari-hari dari pemikiran kita pada masa lampau. Demikian pendapat Ronda Byrne dalam karya monumental The Secret. Apabila pada masa lalu kita tidak punya pemikiaran strategis tentang masa depan, tidak punya impian yang hendak digapai, tidak punya cita-cita yang hendak dikejar hanya karena alasan takut merealisasikannya, maka wajar saja jika hidup kita statis, berjalan tanpa arah, mengalir laksana air, dan hidup kita terasa hambar, apa adanya. Kita terkadang tidak mau mengubah keadaan dengan dalih nasib kehidupan sudah digariskan Tuhan. Kita tidak berani mengambil risiko kehidupan. Kita hanya diam dengan alasan takdir, menerima dengan lega hati. Dengan pola pikir seperti ini maka tidak mustahil hidup kita tidak akan mengalami perubahan karena kita sendiri tidak memiliki niat untuk mengubahnya. Sebab, kita tidak memiliki cita-cita dan impian yang bisa membuat hidup semakin bergairah.
Bila saat ini anda belum memiliki cita-cita dan impian hidup yang ingin diraih, mulai sekarang bangunlah impian-impian anda setinggi mungkin. Silakan saja bermimpi setinggi gunung atau bahkan setinggi langit, tidak aka nada yang melarangnya kecuali para pecundang. Ciptakanlah cita-cita yang dapat membahagiakan kehidupan Anda. Tata kembali hari-hari yang akan Anda lalui dengan sebuah impian. Bermimpilah sebelum mimpi itu dilarang. Bermimpilah, niscaya Anda akan terkejut mendapat imipian Anda menjadi kenyataan. Kalau tidak mempunyai impian, bagaimana mungkin  anda akan meraih kebahagiaan dan kesuksesan hidup. Hanya sekedar bermimpi saja anda merasa takut. Hanya membayangkan bahwa hidup anda bahagia saja anda enggan. Hanya memikirkan kesuksesan belajar saja anda tidak mau. Bagaimana mungkin anda akan berani melakukan perjuangan dan pengormbanan dalam kehidupan ini jika bermimpi dan bercita-cita saja Anda tidak berani?
Jika tidak berani bermimpi dan bercita-cita, bagaiaman mungkin Anda akan berhasil menggapai impian masa yang tentu saja memerlukan banyak perjuangan dan pengorbanan, memerlukan banyak kerja keras nan cerdas, serta memerlukan waktu panjang untuk mewujudkannya? Hanya sebatas bermimpi saja Anda merasa takut. Padahal bermimpi tidak membutuhkan biaya dan tidak berisiko. Tetapi mengapa hati dan pikiran Anda merasa ketakutan yang sangat mendalam. Mengapa Anda kalah sebelum berjuang  dan mundur sebelum bertempur? Dalam hal ketakutan membangun impian, kiranya kita perlu belajar kepada seorang penulis muda penuh energy, Sholihin. Beliau pernah berkata, “Terkadang kita takut mempunyai cita-cita dan impian, karena kita takut untuk mencapainya. Padahal cita-cita dan impian merupakan energy yang menggerakkan jiwa, menggerakkan pikiran untuk kreatif, menggerakkan badan untuk aktif, dan menggerakkan seluruh tubuh untuk mencapai tujuan secara efektif.” Anda masih takut bermimpi juga?
Andrea Hirata adalah sosok pemuda yang bisa dijadikan figure panutan dalam hal membangun impian. Ia hidup disebuah pedesaan yang terisolasi. Hidupnya berada dalam kubangan kemiskinan. Gedung sekolahnya sangat sederhana bahkan bisa dikatakan dalam kubangan kemiskinan. Gedung sekolahnya sangat sederhana, bahkan bisa dikatakan sudah reot dan hampir roboh. Jumlah murid yang belajar di sekolah tersebut hanya sebelas orang. Sarana dan prasarana pendidikannya pun serba terbatas. Sekolah tersebut hanya mempuyai satu orang guru dan satu orang penjaga sekolah. Bu Muslimah, beliaulah guru yang dengan sabar mengajar disekolah tersebut dan sekaligus menjadi inspirator bagi impian Andrea Hirata.
Suatu ketika, saat hujan turun dengan lebat, Andrea dan teman-teman sedang berada di sekolah. Atap sekolah tersebut bocor dan dindingnya diterpa angin yang membuat badan kedinginan. Merak ketakutan. Sebaba, di samping Bu Muslimah belum datang, keadaan saat itu sangat genting, petir sambung-menyambung berkilat menyambar angkasa. Tiba-tiba, ditengah hujan deras yang tumaph ruah mengguyur persada bumi, Bu Muslimah datang berpayungkan pelepah daun pisang. Saat itulah impian Andrea terbentuk. Saya harus menjadi orang sukses; bisa kuliah di luar negeri dan menuliskan kisah ini menjadi sebuah novel. Luar biasa! Kini impian Andrea telah terwujud. Ia bisa melanjutkan study di prancis. Bahkan novel lascar pelangi karya Andrea yang menceritakan petualangan hidupnya menjadi novel best seller. Royalty dari penerbiatan novelna mencapai angak miliaran rupiah. Kesuskesan Andrea terletak pada keberaniannya membangun impian dan ketegarannya dalam mewujudkan impian menjadi kenyataan.
Satu kata kunci kesuksean adalah berani bermimpi dan berani beraksi. Beraksi tanpa visi barupa impian ibarat sebuah kapal yang berlayar tanpa arah tujuan. Kapal itu akan terus berjalan mengikuti arah mata angin. Kemanapun angin bertiup, kesana pula kapal akan mengikutinya hingga kematian tiba menjemputnya. Namun berani bermimpi tanpa berani beraksi juga merupakan pekerjaan yang sia-sia belaka tanpa makna. Hanya menghabiskan waktu dan tenaga saja, hanya buang-buang energy. Bermimpi tanpa pernah mengikutinya dengan aksi nyata adalah pekerjaan yang hanya dilakukan oleh para pmalas, tukang khayal, pembual, dan pecundang. Merka hanya pandai berangan-angan tetapi tidak pandai mewujudkan angan-angannya.
Menjadi satu keniscayaan bagai kita semua adalah mencoba memberanikan diri untuk bermimpi dan memberanikan driri dalam beraksi mengejar impian tersebut. Ingatlah rumus kesuksesan M+A=S. mimpi ditambah Aksi sama dengan Sukses. Rumus ini bisa kita terapkan dalam segala bidang dalam segala situasi dan kondisi MAS inilah kunci dasar sebuah keberhasilan dan kesuksesan.
Impian saja tiak cukup. Impian harus diiringai  dengan keberanian beraksi, kebaranian mengaggung resiko kehidupan, keberanian untuk terus berjuang dan berkorban, keberanian untuk terus menmpa diri di universitas kehidupan,  serta keberanian untuk menanggung resiko dari sebuah keputusan untuk bermimpi. Kekuatan impian yang tsus membayangi otak bawah sadar menyebakan seseorang selalu berusaha, bekerja, berkarya, berkreasi, dan berinovasi dalam kehidupan nyata. Impian benar-benar menjadi bahan bakar dalam mencapai puncak kesuksesan. Ayat-ayat Al-Qur’an banyak yang mengajak manusia untuk bermimpi; bermimpi untuk mendapat pahala, bermimpi masuk surge, dan bermimpi terhindar dari siksa neraka.
Dikutip dari buku Software Pembelajaran/ Muhammad Noer Hal. 33

Tidak ada komentar:

Posting Komentar