Bagaimana bisa pintar, jika HP, facebook, twitter, YM, BBM sudah mengalahkan buku pelajaran. Yang lebih diutamakan ketimbang buku pelajaran? Dan bagaimana bisa pintar, jika sekolah tidak lagi dijadikan sebagai kebutuhan namun hanya sebagai kepentingan ijazah semata?
Bagaimana bisa pintar, jika rokok dan kopi dijadikan menu sarapan menjelang sekolah? Maka sesungguhnya, keberhasilan dan kesuksesan bukanlah guru sebagai satu-satunya. Namun keberhasilan dan kesuksesan ada pada niat, kesungguhan hati dan ketekunan diri sendiri sebagai siswa.
Inilah kenyataannya, dijaman serba canggih para pelajar khususnya semakin dimanja dengan sebuah suguhan permainan serta hibuaran yang menyenangkan hingga terlelap dan jauh dari kebiasaan belajar. Bagaimana bisa belajar jika yang digenggam bukan buku? Bagaimana bisa terlihat sungguh-sungguh dalam belajar jika yang dipikirkan bukanlah pelajaran atau tugas-tugas dari sekolah? Inilah realitas yang sedang dihadapi oleh generasi muda saat ini. Padahal seiring bergantinya waktu pasti akan semakin sulit dalam menghadapi persaingan dimasa depan. Bahkan tantangan untuk meraih keberhasilan aka semakin berat.
Maka kapan lagi jika bukan sekarang-sekarang ini untuk mempersiapkannya, bukankah kita butuh bekal yang matang menuju masa depan yang cemerlang. Dalam sebuah pepeatah dikatakan “masa depan itu bisa kita lihat dari apa yang saat ini kita lakukan.”
Sahabat pembaca, kemudahan dalam meraih keberhasilan anda dimasa depan tergantung pada apa yang anda usahakan saat ini. Dan salah satunya adalah belajar dengan sungguh-sungguh.
Jangan katakan lingkungan yang tidak baik atau tidak mendukung menjadi alasan untuk malas belajar, dan kehilangan motivasi belajar. Karena seharusnya ketidak punyaan saat ini menjadi pemicu semangat untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Mengubah dari tidak punya menjadi punya, dari bodoh menjadi pintar. Jangan mentang-mentang saat ini sebagai orang kaya dan punya segalanya lalu tidak memikirkan nasib dimasa depan dengan berleha-leha saat belajar disekolah.
Apakah tidak malu ketika akan pergi kesekolah merayu dan mengadahkan tangan terlebih dahulu meminta uang jajan pada orang tua. Ketika sesampainya disekolah terlupa begitu saja pesan dari orang tua agar anaknya benar-benar belajar.
Belajar bukan hanya menerima materi dari seorang guru, melainkan belajar segalanya. Disamping untuk mengejar prestasi juga belajar bertatakrama, bergaul dengan teman, menghormati guru, belajar disiplin termasuk tidak merokok dikelas, menggunakan HP saat KBM berlangsung dll.
Jika krisis malas belajar ini dibiarkan saja, maka sudah pasti tidak ada harapan menjadi pemuda atau generasi bangsa yang membaggakan. Oleh karenanya ini sebuah PR besar untuk diperhatikan dan terus mengingatkan oleh para guru serta orang tua siswa agar minat belajar terus meningkat.
Islam sangat memperhatikan agar kita gemar belajar dan menuntut ilmu, meski dari lahir hingga akhir hayat. Meski kita mengejar ilmu hingga ke negeri cina. Selain itu bukankah Allah berjanji bahwa Dia akan meninggikan beberapa derajat bagi siapa yang berilmu hingga dapat bermanfaat untuk sesama. Namun hal yang tak terlupa adalah bilamana seseorang semakin tinggi ilmunya maka hendaknya semakin bagus juga akhlaknya, lebih bersyukur dan rendah hati seperti ilmu padi semakin berisi semakin merunduk sebaliknya jika padi tak berisi maka ia mendongak keatas padahal isinya kosong. Semoga kita juga bukan tong kosong nyaring bunyunya.
Sahabat pembaca, masih ingatkah salah satu lagu yang pernah diajarkan saat sekolah dasar (SD) atau saat TK yang menurut penulis sangat bagus bila bener-benar bisa memaknainya. Inilah lirik lagunya:
Judulnya Pergi Belajar
Oh, Ibu dan Ayah selamat pagi
Ku pergi sekolah sampaikan nanti
Selamat belajar nak penuh semangat
Rajinlah selalu tentu kau dapat
Hormati gurumu sayangi teman
Itulah tandanya kau murid budiman.
Lalu bagaimana menurut anda?
Semoga bermanfaat.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar