Debuko dimakan atau buat sarapan. Beginilah adanya tanpa kita
sadari setiap hari, minggu dan sepanjang tahun tak henti-hentinya diselimuti
oleh debu. Ya debu jalanan bojonegara-Puloampel daerah industri, daerah
perputaran uang dan tenaga kerja yang melimpah namun pribumi sendiri belum
tentu sejahtera. Inilah sekelumit gambaran bojonegara-puloampel kab. Serang. Ddisini
katanya banyak tambang emas tapi emas berwarna batu alias tambang batu.
Gunung-gunung dikeruk habis terus di grogoti terus dimakan meski batu itu
sangat keras namun nyatanya tetap habis digigit oleh geraham manusia yang serakah.
Ah betapa sedihnya anak cucu kita nanti tak akan bisa melihat gunung disekitar
bojonegara puloampel karena telah habis dan rata.
Salah satu penyebab debu ya mungkin tanah merah dan debu (limbah)
yang menempel di roda-roda yang menyangkut (mobil dari pabrik atau gunung)
sehinggaa tercecer di jalanan, lambat laun terus semakin tebal dan menumpuk.
Selain itu minimnya pepohonan di sepanjang jalan. Namun meski panas dan udara
keruh dan tercemar masih bisa ngewarung. Tak hanya udara sebetulnya air, tanah pun
sudah tercemar oleh limbah. Kadang air sumur atau air laut berwarna hitam dan
sangat bau. Ikan-ikan pada mati. Setiap hari terus berlimbah percemaran udara.
terkadang industri membuang limbah ke laut, atau pada malam hari mumpung semua
pada tidur dan tidak ada yang ngeliat asap dikeluarkan sebanyak banyaknya. Silahkan
siapakan masker sebelum bepergian atau jualan masker juga boleh. Mungkin 80%
warga bojo-pul mengidap penyakit paru2 atau batuk dan penyakit lainnya akibat
pencemaran udara dan debu. Silahkan di survey sendiri buat orang luar. Tapi
kalo orang pribumi maf kalo kesinggung. Inilah apa adanya.
Pada musim panas, sangat panas kulit terasa terbakar, kepala
terasa sangat pusing apalagi pas kantong kering. Suara motor dan mobil racing
terasa bising.dimusim hujan siapkan saja mental berhadapan dengan jalan yang
rusak, banjir, becek, belubang. Tidak ada yang peduli sekian lama beginilah
adanya. Duhai enaknya yang memakai mobil bagus, duduk dikursi empuk dan segar
dihembus AC mobil. Dan bersabarlah yang serba biasa-biasa saja. Punya motor
dapet kredit emak bapak terhembit bayarin kredit (angsuran).
Orang kecil memang hanya bisa mengelus dada. Karna kalau
macam-macam bisa digempit, di sikut, dan di injak-injak. Pasrah, terima
teruslah menikmati debu sebagai santapan setiap hari. “Seperti sandal capit
tubuhku kecil selalu tercepit. Seperti cicak atau kadal bunting tubuhku kecil
merengil sulit mendapat untung. Mengapa besar selalu benar, bebas berbuat
sewenang-wenang mengapa kecil selalu tersingkir harus mengalah dan menyingkir.
Apa bedanya besar dan kecil, semua itu hanya sebutan, Ya walau didalam
kehidupan kenyataannya harus ada besar dan kecil. Pada siapa ku mengadu”
(kutipan syair Iwan Fals).
Lebih lucunya para pemuda corat-coret di tembok pagar
industry saya kira mereka menulis “Selamat datang di daerah industry” tapi itu
mungkin salah, karena setelah saya telusuri tulisan itu berbunyi “selamat
datang di daerah atau kawasan debu. mari kita siap-siap untuk sarapan debu”.
Fakta sedih lainnya, bojonegara-puloampel merupakan daerah
yang dekat dengan laut namun jangan harap kita bisa lihat keindahan laut atau
pantai. Karena tak ada satupun jalan menuju pantai atau laut karena ditutup
oleh industry yang cenderung adalah milik pribadi dan tak boleh sembarang orang
memasukinya. Amat sulit dan tak akan bisa menjangkau apalagi berenang dilaut.
Tak seperti daerah Anyer yang hingga saat ini sapapun bisa berkunjung dan
rekreasi disana seperti patai carita dan pantai Anyer. Tak salah jika para
pengunjung membeludak disaat hari libur dan secara perekonomian meningkat,
mungkin tak hanya udaranya yang sejuk dan adem tapi kantongnyapun bisa adem dan
sejuka karena selalu ada pemasukan dari para pengunjung yang tak pernah
henti2nya setipa saat.
Tapi kita masih bisa bebas melihat dan berkunjung di satu2nya
situs ziarah yakni Gunung Santri. Disini tamunya tak pernah berhenti selama 24
jam. Ini menjadi keberkahan buat orang bojonegara khusunya penduduk
disekeliling Gunung Santri, sampai bisa membangun masjid dan bisa mendanai
kegiatan2 sosial kemasyarakatan hasil dari kegiatan Ziarah para pengunjung.
Pepatah bijak, katanya kita kita boleh putus asa, gak boleh
menyerah dan tidak boleh hidup miskin. Katanya kalau demikian kita sebagai orang
malas, saat pengangguran merasa lelah, lowongan kerja asal-asalan, dan hanya
penipuan akhirnya banyak orang-orang yang melalui jalan lintas, terjadi
tindakan komunitas yang masih hangat dan akhir-akhir ini geger tentang
pembegalan motor. Masya Allah, amat mengerikan romantikan hidup ini. Hanya
gara-gara bawahan di arahkan atau diberi tegoran oleh pimpinan tersinggung
sehingga si bawahan menyimpan rasa dendam dan sampai membunuh anak, istri,
pimpinanya.
Hidup dibojonegara-puloampel harus prihatin, memang beginilah
adanya, tapi yang penting kita tetap berusaha dan optimis semampu mungkin.
Lingkungan buruk memang berpengaruh namun lebih-lebih yang membentuk pribadi
kita seperti apa dan mau dibawah kemana. Bila mengeluh dengan keadaan, berarti
kita sudah menambah satu masalah. Mari kita bangun semangat membentuk
kepribadian untuk membangun daerah tertentu tempat dimana kita dilahirkan.
Namun bagaimanapun daerah bojonegara-puloampel masih tetap
diberikan kenyamanan karena jarang terjadi bencana alam seperti banjir, gempa
bumi, tsunami dan bencana alam lainnya. Tidak seperti daerah2 lain yang rawan
bencana. Bukankah Inilah yang membuat
orang bojo-pulo tetap harus selalu bersyukur. amin
Jangan lupa mari kita nikmatin
sarapan debu, semoga puas dan tidak jengkel.
Jika ini bermanfaat silahkan share ke yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar