Manusia harimau , manusia srigala dan fampir atau manusia
kuat lainnya saat ini menjadi topic sinetron yang nghit .hampir di seluruh
chanel televisi menajukan atau menayangkan sinetron hiburan tersebut . memang tayangan
tersebut telah banyak mendongkrak , penonton yang banyak walaupun alur
ceritanya ngawur dan tidak masuk akal apalagi bertujuan untuk indefikasi
sangatlah jauh . karena masing-masing perusahaan pertelevisian tersebut
bertujuan meraup keseuntungan . yah memang tak ketinggalan pula tayangan lain
yang berorentasi pada nilai edukasi , demokrasi , serta mencerdaskan anak
Bangsa , namun itupun masih bisa terhitung sedikit di bandingkan perusahaan
yang bermotiv bisnis .
Berbicara manusia harimau secara sekilogis adalah manuasia ,
tangguh , pemberani , buas , dsb .mungkin cerita televisi tersebut benar atau
fiktif belaka . yang pasti kita bisa mengamati dan mengambil hikmah dari setiap
sajian yang ditayangkan di layar kaca .
Seseorang yang memiliki kekuatan , ilmu, atau kelebihan ,
atau kekebalan , pada dasarnya adalah untuk membela diri , mempertahankan bila
diserang musuh, atau memang dijadikan sebagai kekuasaan atau kerajaan
sebagaimana kita sebut harimau adalah raja hutan . artinya harimau lah yang
terkuat , tak ada yang mengalahkannya . namun kekuatan tersebut terkait pada
pemiliknya apakah siraja hutan itu semata mata menjaga diri , lingkungan , atau
bahkan untuk menyakiti dan menganiyaya yang lebih lemah dari padanya.
Begitulah kira-kira kita bisa bercermin dari si raja hutan
yang buas itu. Kita ilustrasikan seandainya harimau itu adalah para penguasa,
para penjabat, atau orang kaya yang ada di Negara kita. Tentu banyak pendapat
bukan ? namun penulis yakin mayoritas penguasa, pejabat, para kolomringat hanya
mementingkan diri sendiri bahkan menindas orang-orang lemah atau kecil yang
miskin misalnya .kekuatannya, kekusaannya, bukan untuk melestarikan lingkungan,
melindungi dan mengangkat derajat rakyat kecil. Malahan pepatah ini yang
semakin popular, yakni yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin karena
semua dilakukan atas nama individualisme. Rasa hormat, saling menghargai dan
melindungi semakin jauh. Rasa saling empati dan simpati semakin kritis pada
masyarakat di negera ini.
Andai para penguasa meneladani sosok Rasulullah saw yang
dermawan, menghargai, menolong dan memberikan harta bendanya untuk umatnya yang
membutuhkan. Selain itu banyak para sahabat yang terkenal dermawannya misalnya
abu bakar, atau salah satu nabi sulaiman as yang di ceritakan orang terpandai
dan terkaya sejagat raya namun tak ada sedikit pun rasa sombong darinya. Karena
iya tahu semua adalah titipan allah swt. Nabi sulaiamn selalu menolong yang
lemah, orang-orang kecil atau rakyat kecil bahkan semut kecil pun di beri perlindungan.
Andai di penguasa tercinta ini tak ada yang korupsi, tak ada
yang apaktis, idealisme, mungkin tak ada lagi yang menjadi pengemis,
pengangguran, kesengsaraan, kelaparan bahkan gizi buruk yang menimpa masyarakat
Indonesia.
Kesimpulannya kita boleh menghimpun kekuatan seperti raja
hutan yang berkuasa, namun kekuatan itu digunakan untuk melindungi rakyat kecil
agar tak ada tuntutan di akhirat kecuali karena amanah yang di emban tak di
selewengkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar