Alhamdulillah. Segala
puji hanyalah milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang Maha Menatap, senantiasa
melimpahkan taufik dan hidayah kepada kita sehingga kita selalu berada di jalan
yang diridhoi-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Rosululloh
Saw.
Saudaraku,
sebagai manusia kita tentu selalu berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik
dari hari ke hari. Kita sangat ingin iman kita semakin kuat, ibadah semakin
meningkat, akhlak semakin indah. Kita pun ingin pekerjaan kita semakin baik,
karir semakin cemerlang, bisnis semakin berkah. Semua ini adalah hal yang
manusiawi dan memang Rasulullah Saw. mengajarkan kita untuk bisa tumbuh dan
berkembang dalam kebaikan.
Akan
tetapi, ada beberapa hal yang bisa membuat kita mengalami kesulitan untuk
berkembang. Diantaranya adalah :
Pertama, merasa
puas dengan apa yang ada pada dirinya padahal sama sekali tidak memadai untuk
mensikapi persoalan yang terus berubah-ubah. Dalam bahasa lain bisa disebut
merasa sudah pintar, merasa sudah cerdas sehingga gengsi untuk belajar lagi,
menolak nasehat apalagi memintanya, malas menambah ilmu atau sekedar bertanya
kepada orang lain untuk menambah wawasan.
Bahaya
dari sikap ini adalah karena sikap ini bisa termasuk kepada kesombongan.
Rosululloh Saw. bersabda, “Tidak akan masuk surga orang
yang di dalam hatinya ada sebesar dzarrah dari kesombongan.”Salah
seorang sahabat lantas bertanya, “Sesungguhnya seseorang
senang jika bajunya bagus dan sandalnya baik?” Maka
beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Dzat yang Maha Indah
dan senang dengan keindahan, Al-Kibru (sombong) adalah menolak kebenaran dan
meremehkan manusia.” (HR. Muslim)
Kedua, bergaul
hanya dengan orang-orang yang kemampuannya di bawah dirinya. Sehingga ia selalu
mendapat pujian, dan dia pun terjebak pada rasa senang dipuji. Kemudian,
muncullah penyakit ujub di dalam hatinya, yait merasa bangga diri, merasa
hebat.
Rasulullah
Saw. bersabda dalam sebuah hadits, “Tiga hal yang membinasakan :
Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang
pada dirinya sendiri.” (HR. Thabrani)
Ketiga, dengki.
Seorang pendengki saat melihat prestasi orang lain, maka yang muncul dalam
hatinya adalah kebencian dan kebusukan hati. Padahal setiap kali melihat
prestasi orang lain, sebenarnya itu adalah pemacu motivasi dari Alloh supaya
kita bisa ber-fastabiqul khoirot, berkompetisi
di dalam kebaikan.
Rasulullah
Saw. bersabda, “Jauhilah oleh kalian iri dengki, karena ia akan
memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR.
Abu Daud)
Inilah
beberapa kendala yang bisa membuat seseorang sulit untuk berkembang. Semoga
Alloh Swt. selalu memberi kita petunjuk sehingga kita bisa terhindar dari
penghalang-penghalang tadi, dan kita pun bisa menjadi pribadi yang semakin hari
semakin berkualitas. []
Ditulis
oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Editor
: Rashid Satari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar