Senin, 02 November 2015

Prinsip Ke 5: Belajar Bukan Menyalahkan (BEJ/Blame Excusess Justify)

BEJ adalah singkatan dari: “B” dari blame myalahkan orang lain; “E” dari Excusess beralasan; “J” dari Justify menghakimi/membenarkan orang-orang yang miskin, ketika terjadi sesuatu hal didalam hidupnya dia, dia sibuk BEJ. Blame; dia menyalahkan lingkungannya, dia menyalahkan Negara, menyalhkan presidennya, bahkan menyalahkan orang tuanya, bahkan pula menyalahkan engkonya, karena dilahirkan miskin maknnya searang dia merasa sebagai turunannya orang miskin atau menyalahkan pendidikannya, menyalhkanumurnya, menyalahkan bahwa dia merasa tidak ada peluang, dia selalu menyalahkan lalu dia juga Excuse/ beralasan: Saya masih muda, saya masih belum belajar, saya belum pengalaman. Ini yang menyedihkan, orang-orang yang selalu BEJ seringkli yang dia katakana  adalah kebenaran , tetapi saya tegaskan sekali lagi bahwa kebenaran itu tidak ada manfaatnya! Satu-satunya manfaat untuk dva adalah menghentikan dia untuk menjadi kaya, menghentikan dia untuk take action/ bertindak untuk menjadi lebih baik, menghentikan dva untuk belajar menjadi lebih baik. Kemudian justify/ menghakimi/ membenarkan: ketika ada orang lain yang lebih sukses daripada dia, dia bilang “O… terang asaja, tidak heran, sdah layak dan sepantasnya”. Dia selalu justify orang lain yang lebih sukses daripada dia tanpa belajar. Ketika ada orang yang kaya dia selalu omong: terang saja dia kaya, dia anaknya orang kaya…, sekolah di luar negeri bahasa inggris lancer…, kenal anak menteri dimodalin BMW,,,. Ya terang saja dia sekarang sukses dalam usahanya….” pertayaan saya: “Ada tidak anaknya orang miskn yang sekarang sukses dan kaya? Jawabannya selalu: ada. Tapi ketika ada orang yang terbiasa men-Justify/ membenarkan orang lain lebih hebar daripada dia, maka dia akan ngomong bagaimana? “Oh terang saa, dia anaknya orang miskin toh.. Saya tau kenapa dia bisa kaya. Ya karena dia daya juangnya kuat. Dan ya terang saja, anaknya orang miskin daya juangna harus kuat. “Ketika kita taya: “lah kamu kenapa?” dia jawab: “lah saya anaknya orang menengahsih…, maknya daya juang saya menengah…”lihat cara berpikirnya. Ketika orang tidak berhasil, dia akan selalu Tell Story, dia akan menceritakan blame, excuse, atau justify.
Nah prisip milyarder yang diceritakan disini adalah selalu belajar, bukan menyalahkan. Ketika dia belum berhasil, dia selalu Tanya: apa yang harus saya pelajari dari kejadian ini yang akan membuat saya jadi lebih baik, lebih hebat, lebih dahsyat, lebih kat, lebih kaya, lebih langsing, lebih harmonis, lebih tahan lama, dan lebih dari apapun. .. Sehingga kita maju selangkah lebih baik dibandingkan orang yang menyalahkan. Pertayaan saya : sudah belajar apa anda hari ini belajar apa yang akan membuat anda jadi lebih baik? Selalu Tanya hal ini tiap hari, sehingga apapun yang terjadi dalam hidup ini, kita arti yang akan membuat kita menjadi lebih baik.

Banyak orang menyalahkan keadaan misalnya karena miskin, keran lingkungan tidak mendukung, masyarakat kumuh, dan alas an lain yang juga mempengaruhi karakter dan kehidupan sesorang.
Dibalik semua itu duina telah membuktvkan anak orang miskin bisa menjai orang kaya, anak yang hdidup dilingkungan yang kumuh tetapi tumbuh menjadi orang yang berwibawa. Banyak yang bilang jika tidak sekolah dan tidak mengenyam pendidikan tidak akan sukses tetapi fakta membuktikan bagi orang-orang yang tidak sekolah justru lebih kaya dan sukses dari pada yang sekolah atau sarjana.
Hal ini bisa kia istilahkan sebagai sumber mata air ditengah-tengah kekeringan atau sebagai lilin ditengah kegelapan. Daripada mengeluh tetang air yang kering lebih baik berpikir bagaimana caranya agar menapatkan air atau menciptakan sumber air. Ketika gelap jangan mencela kegelapan tetapi berpikirlah agar bisa tetap terang. Ketika tak dapat lowongan pekerjaan ciptakanlah peluang kerja sebanyak-banyaknya sehingga dapat bermanfaat bagi orang lain.
Jangan biarkan keadaan menghambat pada perjalanan kita menuju impian-impian besar kita. Selama masih bernafas kita masih bisa berusaha. Karena manuisia telah dikaruniai otak yang cerdas untuk berpikir kreatif. Maka hendaknya memanfaatkan semaksimal mungkin agar kita dapat mencapai apa yang kita harapkan seperti hidup sukses baik dunia maupun akhirat. Amin.*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar