Selasa, 24 November 2015

Pengorbanan Seorang Ibu

Tidak ada seorang pun yang paling berjasa kepada kemanusiaan  melebihi jasa seorang ibu. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman,’’ dan kami perintahkan kepada manusia supaya (berbuat baik) kepada dua orang ibu–bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah–tambah,dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadakulah kembalimu.’’(QS: Luqman:14)
Ayat di atas dibuka dengan perintah agar berbuat baik kepada ibu bapaknya,setelah itu Allah menceritakan secara khusus tentang lelahnya seorang ibu ketika mengandung anaknya.sementara lelahnya ayah tidak diceritakan.sungguh, hanya sang ibu yang banyak disebut.
Ketika Rasulullah SAW  di Tanya oleh sahabatnya , ‘’ya Rasulullah , kepada siapa aku harus berbakti  paling baik?’’jawab rasul, ‘’kepada ibumu.’’ Lalu?’’, Tanya sang sahabat kembali . jawab rasul,’’ kepada ibumu.’’ ‘’lalu ?’’, Tanya kembali sang sahabat.kembali rasul jawab,’’kepada ibumu.’’ Sang sahabat bertanya kembali,’’ lalu?’’ jawab rasul ,’’ kepada ayahmu.’’demikianlah, sebuah hadis yang singkat,namun berdasarkan perenungan panjang akan makna hakiki seorang ibu.
Namun sayang, banyak anak begitu mudah melupakan jasa besar ibunya. Kalaupun berbuat baik,cenderung perbuatan itu hanya basa-basi, datang setahun sekali menemuinya di hari raya. Basa-basi mencium tanganya dan lain sebagainya, sementara pesan-pesanya yang baik tidak dipatuhi. Banyak para ibu yang merindukan anaknya agar mentaati Allah SWT, namun banyak anak yang justru membalas kebaikan ibunya dengan berbuat maksiat kepadanya. Sungguh ini suatu kedurhakaan.
Ketika sang bayi terbangun dan menangis di malam hari, dengan sigap sang ibupun ikut bangun, dengan lembut ia menggantikan popok sang bayi,lalu memberikan yang terbaik unuk sang bayi, yaitu ASInya hingga tertidur pulas. Sungguh semua itu dilakukannya hampir tanpa keluhan, bahkan dengan bahagianya dia menjalankan amanah tersebut. Bagaimana bisa? Kasih sayang jawabnya.
Berdiri, melangkah dan berjalan merupakan sebuah proses yang rumit  dalam perkembangan sang bayi. Ketika sang anak berusa berdiri, lalu terjatuh, bangun berdiri dan terjatuh lagi, bangun lagi, dengan kesabaran yang luar biasa, sang bunda terus mendampingi dan terus memotivasi kita untuk bisa. Dalam hatinya dia berkata’’ suatu hari anakku pasti bisa!’Rasanya tak ada seorang pun ibu yang putus asa ketika melihat bayinya terjatuh kembali dalam usahanya untuk mampu berdiri.
Dalam setiap kesempatan yang ada, terlebih ketika memandangi bayinya yang sedang tertidur pulas, hampir tak pernah terlewatkan betapa ikhlas sang ibunda memanjatkan dengan penuh kekhusy’an do’a-do’a untuk anaknya.
Tidak ada artinya kebaikan seorang anak kepada ibunya secara material, sementara ia selalu berbuat maksiat kepada Allah. Karenanya banyak para ulama mengatakan, ‘’pengabdian seorang anak yang paling baik bagi orang tuanya adalah menjadikan dirinya sebagai anak yang saleh.’’
Hal ini menegaskan, bahwa hanya anak yang saleh  yang benar-benar akan memberikan kebahagiaan bagi orang tuanya, bahagia secara material secara seperitual. Sementara anak durhaka tidak akan pernah memberikan kebahagiaan hakiki bagi orang tuanya.
Dikutim dari majalah Yatim Mandiri Edisi November 2015.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar