Kamis, 23 April 2015

Arogansi Dalam Diri Kita

Tanpa kita sadari dalam sehari-hari menjumpai sikap dan tingkahlaku yang buruk. Hal itu terjadi begitu saja mengalir. Sifat syetan yang menjalar pada diri kita senantiasa dipelihara. Sifat sombong atau arogansi menjadi semboyan kehidupan sehari-hari. Bagaimana tidak sebagaimana kita saksikan dimanapun kapanpun dapat kita amati. Berbicara orang lain tentu banyak kesalahan yang kita lihat, namun belek yang ada dimata kita belum tentu diketahui. Itulah manusia. Senang mencari kesalahan orang, senang menggunjing sesama kawan, senang beria kemewahan yang kita miliki entah harta, jabatan, perhiasan, mobil mewah, uang yang banyak dan sebagainya. Banyak orang yang tertutup hatinya karena oleh kemilauan dunia semata. Padahal semua yang kita miliki baik kekayaan atau ketidakmampuan merupakan ujian. Dalam menghadapi ujian tersebut ada yang berjalan lurus hingga lulus mendapatkan surga-Nya dan ada yang tersesat hingga masuk jurang neraka.
Gambarannya seperti pada saat kita jalan menuju pulang musim hujan ketika kita mengendarai mobil atau motor jalanan becek, berlubang pasti kita berhati-hati takut jatuh, takut kecelakaan namun kita tetap sabar menelusuri jalan tersebut. Ketika sampai pada jalan tol yang bagus kita bebas dan mengencangkan gas mobil kita menghilangkan kehati-hatian kita hingga lepas kendali dan akhirnya kecelakaan dan tidak selamat. Hal itu dapat kita petik hikmah. Bahwa dalam menjalani hidup meski berhati-hati dan bersabar dalam menghadapi ujian agar kita  sampai tujuan yakni keridhoan Allah swt.
Hidup meski prihatin, keadaan kadang selalu berubah. Tak selamanya kita diatas dan sewaktu-waktu kita berada dibawah paling rendah. Kemungkinan-kemungkinan atas hal yang tidak kita harapkan terjadi. Seperti musibah, kehilangan, kerampokan, bencana alam, bahkan kematian sekalipun bisa terjadi pada diri kita.
Berbicara arogansi yang banyak kita temui disekeliling kita seperti saat dijalan, orang yang memiliki mobil mewah sangat enak mengendarai dengan kecepata tinggi tanpa melihat kanan kiri, menyalip dan membunyikan klakson sembarangan hingga membuat kaget orang disebelahnya. Pengendara motor tak ketinggalan diantaranya suara knalpot motor didesain sedemikian rupa yang membuat bising, motorpun tak mau kalah, selalu ingin menyalip dan selalu ingin didepan setiap ada kendaraan yang menghalanginya tanpa sabar. Banyak yang tak menghargai pejalan kaki, anak-anak atau orang-orang yang akan menyebrang jalan. Kerap terlihat menerobos rambu-rambu lalu lintas seperti lampu merah dan sebagainya.
Orang kaya, orang besar biasanya tak akan pernah mengalah pada orang kecil. Selalu menindas yang lemah, menganggap manusia lain tak berharga. Hanya dirinyalah yang sempurna dan berharga. Orang yang pintar tak sedikit yang menghardik orang-rang yang tak berilmu (bodoh), dia merasa paling pintar dan patut dihargai katanya. Apalagi para pejabat yang berkuasa melakukan apapun yang dikehendaki hatinya tanpa pertimbangan baik dan buruknya. Itulah namanya lagi mumpung, karena dia merasa kapanlagi kalau bukan sekarang untuk mengembalikan modal dan meraup untung yang sebesar-besarnya dengan cara kotor (korupsi).
 Memang tak semua orang memiliki arogansi yang tinggi. Banyak yang memiliki kesadaran dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Penuh kasih sayang dan hidupnya didesikasikan untuk membantu, beramal dan semata-mata beribadah kepada Allah swt.
Saudaraku, mari kita tengok kembali penegasan Allah dalam Al-Qur’a surat Lukman ayat 18.
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
Pada hakikatnya segala yang kita miliki adalah semata-mata miliki Allah, pemberian dari Allah swt. Dan itu semua merupakan ujian dari Allah. Maka tiadalagi yang patut kita banggakan arogansi yang ada dalam diri kita. Saudaraku mari perbaiki akhlak kita, buang jauh-jauh sifat angkuh atau sombong. Hapus sifat-sifat buruk atau senjata atau tipu muslihat syetan yang melekat dalam diri kita. Mari kita berdoa, semoga senantiasa diberikan perlindungan oleh Allah swt, sehat selalu dan semangat dalam mengabdi dan menjadi hamba yang baik sehingga hubungan horizontal atau hablumminannas teraplikasikan dengan baik. amin. MP.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar