Selasa, 28 April 2015

Sarapan Debu Yuk

Debuko dimakan atau buat sarapan. Beginilah adanya tanpa kita sadari setiap hari, minggu dan sepanjang tahun tak henti-hentinya diselimuti oleh debu. Ya debu jalanan bojonegara-Puloampel daerah industri, daerah perputaran uang dan tenaga kerja yang melimpah namun pribumi sendiri belum tentu sejahtera. Inilah sekelumit gambaran bojonegara-puloampel kab. Serang. Ddisini katanya banyak tambang emas tapi emas berwarna batu alias tambang batu. Gunung-gunung dikeruk habis terus di grogoti terus dimakan meski batu itu sangat keras namun nyatanya tetap habis digigit oleh geraham manusia yang serakah. Ah betapa sedihnya anak cucu kita nanti tak akan bisa melihat gunung disekitar bojonegara puloampel karena telah habis dan rata.
Salah satu penyebab debu ya mungkin tanah merah dan debu (limbah) yang menempel di roda-roda yang menyangkut (mobil dari pabrik atau gunung) sehinggaa tercecer di jalanan, lambat laun terus semakin tebal dan menumpuk. Selain itu minimnya pepohonan di sepanjang jalan. Namun meski panas dan udara keruh dan tercemar masih bisa ngewarung. Tak hanya udara sebetulnya air, tanah pun sudah tercemar oleh limbah. Kadang air sumur atau air laut berwarna hitam dan sangat bau. Ikan-ikan pada mati. Setiap hari terus berlimbah percemaran udara. terkadang industri membuang limbah ke laut, atau pada malam hari mumpung semua pada tidur dan tidak ada yang ngeliat asap dikeluarkan sebanyak banyaknya. Silahkan siapakan masker sebelum bepergian atau jualan masker juga boleh. Mungkin 80% warga bojo-pul mengidap penyakit paru2 atau batuk dan penyakit lainnya akibat pencemaran udara dan debu. Silahkan di survey sendiri buat orang luar. Tapi kalo orang pribumi maf kalo kesinggung. Inilah apa adanya.
Pada musim panas, sangat panas kulit terasa terbakar, kepala terasa sangat pusing apalagi pas kantong kering. Suara motor dan mobil racing terasa bising.dimusim hujan siapkan saja mental berhadapan dengan jalan yang rusak, banjir, becek, belubang. Tidak ada yang peduli sekian lama beginilah adanya. Duhai enaknya yang memakai mobil bagus, duduk dikursi empuk dan segar dihembus AC mobil. Dan bersabarlah yang serba biasa-biasa saja. Punya motor dapet kredit emak bapak terhembit bayarin kredit (angsuran).
Orang kecil memang hanya bisa mengelus dada. Karna kalau macam-macam bisa digempit, di sikut, dan di injak-injak. Pasrah, terima teruslah menikmati debu sebagai santapan setiap hari. “Seperti sandal capit tubuhku kecil selalu tercepit. Seperti cicak atau kadal bunting tubuhku kecil merengil sulit mendapat untung. Mengapa besar selalu benar, bebas berbuat sewenang-wenang mengapa kecil selalu tersingkir harus mengalah dan menyingkir. Apa bedanya besar dan kecil, semua itu hanya sebutan, Ya walau didalam kehidupan kenyataannya harus ada besar dan kecil. Pada siapa ku mengadu” (kutipan syair Iwan Fals).
Lebih lucunya para pemuda corat-coret di tembok pagar industry saya kira mereka menulis “Selamat datang di daerah industry” tapi itu mungkin salah, karena setelah saya telusuri tulisan itu berbunyi “selamat datang di daerah atau kawasan debu. mari kita siap-siap untuk sarapan debu”.
Fakta sedih lainnya, bojonegara-puloampel merupakan daerah yang dekat dengan laut namun jangan harap kita bisa lihat keindahan laut atau pantai. Karena tak ada satupun jalan menuju pantai atau laut karena ditutup oleh industry yang cenderung adalah milik pribadi dan tak boleh sembarang orang memasukinya. Amat sulit dan tak akan bisa menjangkau apalagi berenang dilaut. Tak seperti daerah Anyer yang hingga saat ini sapapun bisa berkunjung dan rekreasi disana seperti patai carita dan pantai Anyer. Tak salah jika para pengunjung membeludak disaat hari libur dan secara perekonomian meningkat, mungkin tak hanya udaranya yang sejuk dan adem tapi kantongnyapun bisa adem dan sejuka karena selalu ada pemasukan dari para pengunjung yang tak pernah henti2nya setipa saat.
Tapi kita masih bisa bebas melihat dan berkunjung di satu2nya situs ziarah yakni Gunung Santri. Disini tamunya tak pernah berhenti selama 24 jam. Ini menjadi keberkahan buat orang bojonegara khusunya penduduk disekeliling Gunung Santri, sampai bisa membangun masjid dan bisa mendanai kegiatan2 sosial kemasyarakatan hasil dari kegiatan Ziarah para pengunjung.
Pepatah bijak, katanya kita kita boleh putus asa, gak boleh menyerah dan tidak boleh hidup miskin. Katanya kalau demikian kita sebagai orang malas, saat pengangguran merasa lelah, lowongan kerja asal-asalan, dan hanya penipuan akhirnya banyak orang-orang yang melalui jalan lintas, terjadi tindakan komunitas yang masih hangat dan akhir-akhir ini geger tentang pembegalan motor. Masya Allah, amat mengerikan romantikan hidup ini. Hanya gara-gara bawahan di arahkan atau diberi tegoran oleh pimpinan tersinggung sehingga si bawahan menyimpan rasa dendam dan sampai membunuh anak, istri, pimpinanya.
Hidup dibojonegara-puloampel harus prihatin, memang beginilah adanya, tapi yang penting kita tetap berusaha dan optimis semampu mungkin. Lingkungan buruk memang berpengaruh namun lebih-lebih yang membentuk pribadi kita seperti apa dan mau dibawah kemana. Bila mengeluh dengan keadaan, berarti kita sudah menambah satu masalah. Mari kita bangun semangat membentuk kepribadian untuk membangun daerah tertentu tempat dimana kita dilahirkan.
Namun bagaimanapun daerah bojonegara-puloampel masih tetap diberikan kenyamanan karena jarang terjadi bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tsunami dan bencana alam lainnya. Tidak seperti daerah2 lain yang rawan bencana. Bukankah  Inilah yang membuat orang bojo-pulo tetap harus selalu bersyukur. amin
Jangan lupa  mari kita nikmatin sarapan debu, semoga puas dan tidak jengkel.
Jika ini bermanfaat silahkan share ke yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar