Kamis, 23 April 2015

Dari Kami

REMAJA sangat bergejolak rasa cintanya, seperti air yang mendidih diatas panci panas yang digodok dengan api membara. Begitu indah rasanya, ceria, hati bagaia. Tanpa belaian cinta hidup terasa hampa. Namun benarkah cinta selalu mendatangkan kebahagiaan. Cinta yang manakah yang benar2 membawa kebahagiaan.
Apakah cinta yang buta, yang menindas moral dan mementingkan hasrat keji dalam hatinya. Apakah cinta yang membawa malapetaka, karena melewat batas dan terbuai oleh cinta yg salah.
Benarkah cinta hanya pada sang kekasih. Tentu jawabannya bukan. Karena para pendahulu kita seperti Rasul sangat cinta pada umatnya agar selamat dari api neraka.
Banyak para pendahulu kita yang sangat cinta pada kebenaran, kemuliaan, cinta pada orang2 miskin dan orang2 yang tertidas serta cinta pada agamanya sehingga mengorbankan harta bendanya untuk memperjuangkan Islam.
Pertayaannya, apa yang kita cintai saat ini? Apakah cinta pada hura-hura, cinta pada menggunjing orang lain, cinta untuk mencari kekuarangan orang lain, apakah kita cinta untuk terus mengeruk harta sedangkan harta tersebut yang bukan hak kita. Saudaraku, cinta pada Allah adalah cinta yang hakiki, yang tak pernah ingkar janji, bahkan akan memenuhi segala keinginan bagi hambanya yang dicintai-Nya.
So, kita sebagai pelajar hendaknya cinta pada buku, cinta pada menulis dan cinta untuk terus belajar dan belajar, agar kita termasuk orang yang mencintai ilmu, dan bila kita berilmu, maka Allah akan meninggikan derajat kita dimata-Nya. Cintai dirikita, jaga diri kita dari perbuatan yang melenceng dari yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Jangan sampai kita menderita diakhir kelak atas perbuatan kita yang akan menyakiti diri kita sendiri. Tersenyumlah bagi anda yang selalu cinta untuk selalu memperbaiki diri, dan mensyukuri apa yang ada saat ini. *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar