Kamis, 23 April 2015

Puisi

“Aku merindukanmu, O, Muhammadku”

Aku merindukanmu, O, Muhammadku
Sepanjang jalan kulitah wajah-wajah yang kalah
Menatap mataku yang tak berdaya Sementara tangan-tangan perkasa
Terus mempermainkan kelemahan
Airmataku pun mengalir mengikuti panjang jalan
Mencari-cari tangan lembut wibawamu
Dari dada-dada tipis papan terus ku dengar suara serutan
Derita mengiris berkepanjangan dan kepongahan tingkah-meningkah
Telingaku pun telungkan berharap sesekali mendengar
Merdu menghibur suaramu

Aku merindukanmu, O, Muhammadku
Ribuan tangan tangan gurita keserakahan Menjulur-julur kesana-kemari Mencari mangsa memakan korban
Melihat bumi meretas harapan
Akupun dengan sisa-sia suaraku
Mencoba memanggil-manggilmu
O, Muhammadku, O, Muhammadku

Dimana-mana sesama saudara saling cakar merebut benar
Sambil terus berbuat kesalahan
Qur’an dan sabdamu hanyalah kendaraan masing-masing mereka yang berkepentingan
Akupun meninggalkan mereka
Mencoba mencarimu dalam sepi rinduku.

Aku merindukanmu O, Muhammadku
Sekian bayak Abu Jahal, Abu Lahab menitis kesekian  umatmu
O, Muhammadku, shalawat dan salam bagimu
Bagaimana melawan gelombang kebodohan dan kecongkakan
Yang telah tergayakan.
Bagaimana memerangi umat sendiri?
O, Muhammadku
Aku merindukanmu O, Muhammadku
Aku sungguh merindukanmu.*
Gus Mus

“Kau ini bagaimana atau aku
harus bagaimana?”

Kau ini bagaimana kau bilang aku merdeka kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berpikir aku berpikir kau tuduh aku kafir
Aku harus bagaimana, kau bilang bergeraklah aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah aku diam saja kau waspadai
Kau ini bagaimana, kau suruh aku memegang prinsip aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh toleran aku toleran kau bilang aku plinplan
Aku harus bagaimana, aku kau suruh maju aku mau maju kau serimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja aku bekerja kau ganggu aku
Kau ini bagaimana, kau suruh aku taqwa khutbah keagamaanmu buatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikuti langkahmu tak jelas arah
Aku harus bagaimana, aku kau suruh menghormati hukum kebijaksanaanmu menyepelekanku
Aku kau suruh berdisipling kau mencontohkan yang lain
Kau ini bagaimana, kau bilang Tuhan sangat dekat kau sering memanggil-manggil dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai
Aku harus bagaimana, aku kau suruh membangun aku membangun kau merusaknya
Aku kau suruh menabung aku menabung kau menghabiskannya.
Kau ini bagaimana, kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau Tanami dengan rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
Aku harus bagaimana, aku kau larang berjudi permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggungjawab kau sendiri terus berucap wallahu’alam bissawab.
Kau ini bagaimana, kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar kau injak tengkukku
Aku harus bagaimana, aku kau suruh memilihmu kau bilang banyak bicara
Aku bungkam kau tuduh aku apatis, kau ini bagaimana
Kau bilang kritiklah aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya kau bilang  jangan mendikte saja
Kau ini bagaimana, aku bilang terserah kau kau tidak mau, aku bilang terserah kita kau tak suka
Aku bilang terserah aku kau memakiku
Kau ini bagaimana atau aku harus bagaimana.
Gus Mus    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar