Kamis, 23 April 2015

Terima & Terimakasih

Kemungkinanan atas yang tidak kita inginkan biasanya terjadi, entah itu musibah, kehilangan, tekanan dan ketakutan. Pengalaman adalah guru terbaik karena hal demikian langsung kita temukan dilapangan. Istilah bijak mengatakan “tindakan itu lebih penting dari pada seribu impian yang tak terlaksana” mengapa demikian? Karena dengan tindakan kita akan mendapat pengalaman, memang dibutuhkan pemikiran yang matang sebelum kita melakukan sesuatu, namun jika terlalu lama berpikir sesuatu yang kita rencanakan tak akan terlaksana. Maka lakukanlah apa yang ingin anda lakukan jika terjadi kesalahan maka cepat-cepat perbaiki.
Melihat judul tulisan mengenai terima dan terimakasih. Apa maksudnya. Pertama disini penulis hanya memberi gambaran dan sebuah masukan terutama bagi diri saya sendiri. Terkadang banyak orang yang tidak terima atas sesuatu yang menimpa kita. Misalnya kita dicaci, dihina, disakiti, selain itu ketika mendapat masalah besar maupun kecil, musibah berat maupun ringan. 
Dalam keseharian ketika berbicara kita ingin didengar sementara kita memotong saat orang lain berbicara, orang lain sedikit membicarakan kejelekan kita, kita langsung tidak terima, tersinggung dan emosi. Padahal semua itu tidak berpengaruh, jika memang kita orang baik, orang yang berkualitas meski dikataka buruk toh nilai diri kita tetap baik dan tidak berubah. Biarlah orang berkata apa asal diri ini berjalan lurus dan dalam kebenaran serta kebaikan. Berbagai ujian dalam hidup kerap terjadi, disinilah posisi terima sebagai muara agar kita tetap  tegar dalam menjalani hidup. Optimis, tawakkal dan bersyukur itu semboyan yang harus kita terapkan sebagai seorang muslim yang baik. Ada juga istilah menerima kekalahan untuk menang.  Artinya kita bisa mengambil hikmah dan harus terus belajar dari segala kesalahan dan kekurangan agar menjadi lebih baik lagi.
Terima keadaan adalah sebagai obat agar terhindar dari kegelisahan. Keadaan susah, genting, pusing dan lain-lain harus diterima karena hal demikian untuk mendidik dan menguatkan jiwa kita agar tak larut dalam meratap kesedihan dan keadaan. Percayalah segala kesulitan yang kita alami adalah ujian darI Allah, sebagaimana para Nabi, para Rasul dan orang-orang agung lainnya pendahulu yang beriman telah diuji oleh rasa ketakutan, kesulitan, kepayahan.
Mereka adalah orang-orang yang dimuliakan oleh Allah namun kenapa tetap diberi kesulitan, karena untuk menguji kesabaran mereka.
Allah menegaskan dalam Al-Qur’an  surat Ali Imran ayat 142 yang artinya, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.”
Ayat ini dumulai dengan kalimat taya “am hasibtum” yang artinya “apakah kamu mengira? Menurut Sayyid Quthb kalimat Tanya ini menyinggung orang-orang berimaN yang memiliki persepsi atau cara pandang bahwa mereka cukup mengatakan “saya sudah beriman”, atau “Saya sudah berislam”, lalu ia mengerjaka kewajiban berislam, kemudian mendapat ganjaran jannah atau surga Allah swt.
Dalam ayat ini, Allah swt menjelaskaN bahwa memperoleh surga harus melewati sebuah pengalaman nyata, ujian langsung, dalam jihad atau perjuangan yang menghadapi banyak kesempitan, kesulitan, dan penderitaan. Tak hanya itu, tapi sabar juga menanggung beban perjuangan, sabar mengalami langsung penderitaan kesulitan. Inilah yang Allah swt jelaskan dalam ayat selanjutnya, “padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.”
 “Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah terus jalani hidup ini dan melakukan yang terbaik” kata D’Masiv.  Maka terimalah apapun yang terjadi, apapun yang kita miliki dan diberikan oleh Allah swt. Namun jangn sampai kita main terima saja saat kita diberi suap, diajak untuk berbuat keji, memakan makanan yang haram, dan perbuatan tercela lainnya yang dibenci oleh Allah swt.
 Berdoalah agar kita baik dan tinggi derajatnya dimata Allah swt.
Saudaraku,
Terimakasih adalah ucapan ringan namun sangat berarti jika kita pakai dalam keseharian dan dari hal-hal yang sederhana. Hampir disetiap tempat misalkan di mal, supermarket atau ditempat pelayanan lainnya kata terimakasih sanga familiar. Artinya apa?, terimakasih sebagai simbol kebahagiaan dan rasa syukur karena sudah dilayani, sudah diberi, sudah ditolong, bekerjasama yang baik  dan sebagainya.
Ini sebuah etika yang telah berlaku dan perlu diapresiasi serta diaplikasikan dalam keseharian kita. Ucapan terimakasih, menandakan ketidak angkuhan terhadap berbagai hal. Misalnya saat dijalan kita menolong seseorag lalu orang tersebut tak bilang terimakasih apa yang kita rasakan, tentu kita  kecewa betapa angkuhnya dia yang sudah ditolong malah cuek. Berbeda dengan orang yang bilang terimakasih yang menolong merasa dihargai dan yang ditolong telah merasa diringankan bebannya.  Oleh karenanya utamakan bilang terimakasih dalam segala bidang. Seperti berterimakasih pada tukang ojek, angkot yang telah mengantar kita, terimakasih pada orang tua, pada bos, pada sahabat, pada penyedia jasa lainnya, pada guru, pada siswa, pada semua orang yang telah membantu dan memperlancar kegiatan kita sekecil apapun.
Namun jangan lupa jika kita mempekerjakan orang lain tidak cukup hanya bilang terimakasih namun harus diberi imbalan yang wajar. Dan yang wajib adalah berterimakasih kepada yang Kuasa Allah swt yang telah memberikan nafas dan kehidupan kepada kita.  Akhirnya terimakasih anda telah membaca tulisan ini, semoga bermanfaat.*An-Nahl MP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar